tag:blogger.com,1999:blog-58322940852008453322024-03-14T06:27:49.778-07:00Rezeki Anugerah AllahPada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.comBlogger174125tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-60665022208035020952013-07-10T20:26:00.001-07:002013-07-10T20:26:37.014-07:00 BERKUMUR UNTUK WUDHU DI SAAT BERPUASA , APAKAH BOLEH ?? <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjME_n9oEff0uDvcMLMwiWKaQHPprsEOPO2Yg1gKB3ToI4MC1vRALZMs-d2NiMtlIHmkYcA1-XMtymaU16KYUIbpcXD6oOqYgS5zTXZ17lMJsvflK_S55o6rC_RWnYcUM1TbN3FZJ8NekM/s1600/IMG00055-20110812-1225.jpg" style="clear: left; cssfloat: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjME_n9oEff0uDvcMLMwiWKaQHPprsEOPO2Yg1gKB3ToI4MC1vRALZMs-d2NiMtlIHmkYcA1-XMtymaU16KYUIbpcXD6oOqYgS5zTXZ17lMJsvflK_S55o6rC_RWnYcUM1TbN3FZJ8NekM/s320/IMG00055-20110812-1225.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: 11pt; line-height: 115%;"><strong><span style="color: lime;">Assalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.</span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="color: cyan;">Sering terjadi berdebatan di kalangan muslim perihal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berkumur<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk wudhu di saat berpuasa , apakah dibolehkan ?, atau dilarang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menurut<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Islam.</span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="color: yellow;">Pendapat
yang membolehkan berkumur saat puasa mengatakan bahwa jika kumur adalah
sunnah dari wudhu, maka itu boleh saja dilakukan, apalagi mengingat
pahala amalan sunnah yang dikerjakan pada saat bulan ramadhan menjadi
berlipat pahalanya setara pahala amalan wajib, jadi sayang bila
ditinggalkan.Pendapat seperti ini tentunya perlu dikaji lebih lanjut.
Pada kesempatan kali ini kami akan coba mengemukakan pendapat dengan di
dasari<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hadits dan tentunya dalam hal ini dibutuhkan berlogika untuk memahami perkara ini.</span></strong><span style="mso-spacerun: yes;"><strong> </strong> <strong><span style="color: #b4a7d6;"> </span></strong></span><strong><span style="color: #b4a7d6;">Pertama kita harus membahas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tentang hal yang membatalkan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>puasa. </span></strong></span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><strong><span style="color: #b4a7d6;">Hal yang membatalkan puasa adalah<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>MAKAN<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>DAN MINUM.<span style="mso-spacerun: yes;"> Di dalam <span style="color: cyan;">FIQIH IMAM SYAFI'I</span> berkumur saat puasa dihukumi <span style="color: yellow;">MAKRUH</span>.
Dijelaskan bahwa berkumur untuk wudhu diperbolehkan sepanjang tidak
berlebihan dan tidak tertelan. Namun dalam hal ini kita hendaknya
berhati-hati, kita harus ingat </span><span style="color: #d5a6bd;">bahwa
jika orang berkumur, maka kemungkinan besar adalah akan ada bagian yang
terserap oleh dinding rongga mulut ataupun lidah yang dalam kondisi
kering akibat berpuasa.</span> Sehingga bisa kita simpulkan bahwa sangat
sulit sekali atau tidak mungkin seseorang yang berkumur bisa menahan
air, agar tidak terserap masuk ke dalam dinding rongga mulut maupun
lidah. Kita juga harus ingat bahwa berkumur di dalam wudhu hukumnya
adalah sunah, jadi apabila ditinggalkan pun tidak mengapa,
mengingat resiko apabila masuk tertelan akan membatalkan puasa. Jangan
karena kita mengejar amalan sunah, dengan resiko membatalkan amalan yang
wajib (Puasa), ibarat "karena mengejar ayam, kambing yang sudah di
tangan jadi terlepas". </span><span style="color: yellow;">Jadi saya berpendapat bahwa lebih baik berkumur untuk wudhu di saat berpuasa tidak dilakukan. </span></strong></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: cyan;"><strong>Ada hadits yang secara tidak langsung
mengandung hikmah, bahwa berkumur di waktu berpuasa itu menjadi tidak
boleh. Hadits itu adalah sebagai berikut :</strong></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="color: yellow;"><strong>Rasulullah SAW bersabda : <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“ Semua amal anak cucu Adam itu untuknya. Satu kebaikan dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ALLAH
berfirman , “Kecuali puasa, ia untukKu, dan Aku yang membalasnya. Dia
meninggalkan makan demi Aku, meninggalkan isterinya demi Aku. Sungguh
bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi ALLAH dari pada aroma
minyak wangi kesturi. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan,
yaitu kegembiraan waktu berbuka dan kegembiraan pada waktu bertemu
Rabbnya”</strong></span></i></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: yellow;"></span></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: lime;"><strong><em>(Shahih Lighairihi</em> .<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><em>Hadits Riwayat at Tirmidzi)</em></strong></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: lime;"></span></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: #b4a7d6;"><strong>Pada Hadits di atas dikatakan</strong> <strong><span style="color: yellow;">“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi ALLAH dari pada aroma minyak wangi kesturi”</span></strong> .<span style="mso-spacerun: yes;"> <strong> </strong></span><strong>Kalimat
ini secara tak langsung dan gamblang mengatakan dan mengklaim bahwa
mulut orang yang sedang berpuasa itu adalah berbau tak sedap. </strong></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: #b4a7d6;"></span></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisZi1Txyi_8HRM2yOIOMaaUdkEIPvP4A2TI_TotAYS25DnZPSQtxuLLO03ANEAu9O24coLtVOUa7lfhtONJ5OFtdtC1yy7QpUow9VQbLIRrYLyQvoPQENxZ9rkmKvVfGHDJLoe5MvgSXE/s1600/IMG00053-20110812-1224.jpg" style="clear: right; cssfloat: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisZi1Txyi_8HRM2yOIOMaaUdkEIPvP4A2TI_TotAYS25DnZPSQtxuLLO03ANEAu9O24coLtVOUa7lfhtONJ5OFtdtC1yy7QpUow9VQbLIRrYLyQvoPQENxZ9rkmKvVfGHDJLoe5MvgSXE/s320/IMG00053-20110812-1224.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: cyan;"></span></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: yellow;"><strong><span style="color: cyan;">Secara
logika jika setiap wudhu dibolehkan kumur, maka tidak akan terjadi
mulut orang yang berpuasa itu berbau tak sedap, karena paling sedikit
dikumur sebanyak 3x dalam satu hari. Sedangkan kalimat pada hadits di
atas mengklaim bahwa mulut orang yang berpuasa itu berbau tak sedap,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span><span style="color: #b4a7d6;">berarti menandakan bahwa orang berpuasa itu dilarang untuk berkumur, sekalipun itu di saat wudhu. </span></strong></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: yellow;"><strong>Alasan
yang mengatakan di bulan Ramadhan amalan sunnah pahalanya menjadi
berlipat seperti pahala amalan wajib, sehingga sayang bila ditinggalkan,
<span style="color: magenta;">adalah tidak relevan,</span> karena
banyak contoh amalan yg sunnah di waktu tidak puasa, namun menjadi
terlarang ketika berpuasa. Contohnya yaitu hubungan suami isteri.
Bukankah ini suatu amalan yang berpahala, dan dianjurkan ketika tidak
sedang puasa ?,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>namun menjadi larangan dan ber dosa <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>ketika dilakukan saat berpuasa di bulan Ramadhan. </strong></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: yellow;"></span></span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
<span style="color: cyan;"><strong>Nah...... itulah pendapat kami,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>bagi yang setuju....,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>silahkan diikuti,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan bagi anda yang tidak setuju..., silahkan berkomentar di tempat yang sudah disediakan. Sekian dan terima kasih.</strong></span></span><br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
</span>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 10pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="color: lime;"><strong>Wassalaamu Alaikum Warakhmatullaahi Wabarakaatuh.</strong></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-88161769020694634102013-05-09T05:42:00.001-07:002013-05-09T05:42:11.958-07:00Penyakit hati dan obatnya<div style="text-align: center;">
<span style="color: black;">Hati Yang Sehat</span></div>
<div>
Karena ada hati yang disifati hidup dan sebaliknya maka keadaan
hati dapat dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama, hati yang sehat
yaitu hati yang bersih yang seorang pun tak akan bisa selamat pada Hari
Kiamat kecuali jika dia datang kepada Allah dengannya, sebagaimana
firman Allah,</div>
<div>
"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tiada lagi berguna,
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
(Asy-Syu�ara�: 88-89).</div>
<div>
Disebut qalbun salim (hati yang bersih, sehat) karena sifat bersih
dan sehat telah menyatu dengan hatinya, sebagaimana kata Al-Alim,
Al-Qadir (Yang Maha Mengetahui, Mahakuasa). Di samping, ia juga
merupakan lawan dari sakit dan aib.</div>
<div>
Orang-orang berbeda pendapat tentang makna qalbun salim. Sedang</div>
<div>
yang merangkum berbagai pendapat itu ialah yang mengatakan qalbun
salim yaitu hati yang bersih dan selamat dari berbagai syahwat yang
menyalahi perintah dan larangan Allah, bersih dan selamat dari berbagai
syubhat yang bertentangan dengan berita-Nya. Ia selamat dari melakukan
penghambaan kepada selain-Nya, selamat dari pemutusan hukum oleh selain
Rasul-Nya, bersih dalam mencintai Allah dan dalam berhukum kepada
Rasul-Nya, bersih dalam ketakutan dan berpengharapan pada-Nya, dalam
bertawakal kepada-Nya, dalam kembali kepada-Nya, dalam menghinakan diri
di hadapan-Nya, dalam mengutamakan mencari ridha-Nya di segala keadaan
dan dalam menjauhi dari kemungkaran karena apa pun. Dan inilah hakikat
penghambaan (ubudiyah) yang tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah
semata.</div>
<div>
<br />
<a name='more'></a></div>
<div>
Jadi, qalbun salim adalah hati yang selamat dari menjadikan sekutu</div>
<div>
untuk Allah dengan alasan apa pun. la hanya mengikhlaskan
penghambaan dan ibadah kepada Allah semata, baik dalam kehendak, cinta,
tawakal, inabah (kembali), merendahkan diri, khasyyah (takut),
raja�(pengharapan), dan ia mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata.
Jika ia mencintai maka ia mencintai karena Allah. Jika ia membenci maka
ia membenci karena Allah. Jika ia memberi maka ia memberi karena Allah.</div>
<div>
Jika ia menolak maka ia menolak karena Allah. Dan ini tidak cukup</div>
<div>
kecuali ia harus selamat dari ketundukan serta berhukum kepada
selain Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ia harus mengikat
hatinya kuat-kuat dengan beliau untuk mengikuti dan tunduk dengannya
semata, tidak kepada ucapan atau perbuatan siapa pun juga; baik itu
ucapan hati, yang berupa kepercayaan; ucapan lisan, yaitu berita tentang
apa yang ada di dalam hati; perbuatan hati, yaitu keinginan, cinta dan
kebencian serta hal lain yang berkaitan dengannya; perbuatan anggota
badan, sehingga dialah yang menjadi hakim bagi dirinya dalam segala hal,
dalam masalah besar maupun yang sepele. Dia adalah apa yang dibawa oleh
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, sehingga tidak mendahuluinya,
baik dalam kepercayaan, ucapan maupun perbuatan, sebagaimana firman
Allah,</div>
<div>
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah</div>
<div>
dan Rasul-Nya." (Al-Hujurat: 1).</div>
<div>
Artinya, janganlah engkau berkata sebelum ia mengatakannya, ja-</div>
<div>
nganlah berbuat sebelum dia memerintahkannya. Sebagian orang salaf
berkata, "Tidaklah suatu perbuatan -betapa pun kecilnya- kecuali akan
dihadapkan pada dua pertanyaan: Kenapa dan bagaimana?" Maksudnya,
mengapa engkau melakukannya dan bagaimana kamu melakukannya? Soal
pertama menanyakan tentang sebab perbuatan, motivasi atau yang
mendorongnya; apakah ia bertujuan jangka pendek untuk kepentingan
pelakunya, bertujuan duniawi semata untuk mendapatkan pujian orang atau
takut celaan mereka, agar dicintai atau tidak dibenci ataukah motivasi
perbuatan tersebut untuk melakukan hak ubudiyah (penghambaan), mencari
kecintaan dan kedekatan kepada Tuhan Subhanahu wa Ta�ala dan mendapatkan
wasilah (kedekatan) dengan-Nya.</div>
<div>
Inti pertanyaan yang pertama adalah apakah kamu melaksanakan</div>
<div>
perbuatan itu untuk Tuhanmu atau engkau melaksanakannya untuk
kepentingan dan hawa nafsumu sendiri? Sedang pertanyaan yang kedua
merupakan pertanyaan tentang mu taba�ah (mengikuti) Rasul Shallallahu
Alaihi wa Sallant dalam soal ibadah tersebut. Dengan kata lain, apakah
perbuatan itu termasuk yang disyariatkan kepadamu melalui lisan Rasul-Ku
atau ia merupakan amalan yang tidak Aku syariatkan dan tidak Aku
ridhai? Yang pertama merupakan pertanyaan tentang keikhlasan dan yang
kedua pertanyaan tentang mutaba�ah kepada Rasul Shallallahu Alaihi wa
Sallam, karena sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amalan pun
kecuali dengan syarat keduanya. </div>
<div>
Jalan untuk membebaskan diri dari pertanyaan pertama adalah</div>
<div>
dengan memurnikan keikhlasan dan jalan untuk membebaskan diri dari
pertanyaan kedua yaitu dengan merealisasikan mutaba�ah, selamatnya hati
dari keinginan yang menentang ikhlas dan hawa nafsu yang menentang
mutaba�ah. Inilah hakikat keselamatan hati yang menjamin keselamatan dan
kebahagiaan.</div>
<div>
Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah</div>
<div style="text-align: center;">
<b> Hati Yang Mati </b></div>
<div>
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Tipe hati yang kedua yaitu hati yang mati, yang tidak ada kehidupan </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">di dalamnya. Ia tidak mengetahui Tuhannya, tidak menyembah-Nya </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">sesuai
dengan perintah yang dicintai dan diridhai-Nya. Ia bahkan selalu
menuruti keinginan nafsu dan kelezatan dirinya, meskipun dengan begitu
ia akan dimurkai dan dibenci Allah. Ia tidak mempedulikan semuanya,
asalkan mendapat bagian dan keinginannya, Tuhannya rela atau murka.</span></span></div>
<br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Ia menghamba kepada selain Allah; dalam cinta, takut, harap, ridha </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">dan
benci, pengagungan dan kehinaan. Jika ia mencintai maka ia mencintai
karena hawa nafsunya. Jika ia membenci maka ia membenci karena hawa
nafsunya. Jika ia memberi maka ia memberi karena hawa nafsunya. Jika ia
menolak maka ia menolak karena hawa nafsunya. Ia lebih mengutamakan dan
mencintai hawa nafsunya daripada keridhaan Tuhannya.</span></span></div>
<br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Hawa nafsu adalah pemimpinnya, syahwat adalah komandannya, ke</span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">bodohan adalah sopirnya, kelalaian adalah kendaraannya. Ia terbuai </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">dengan
pikiran untuk mendapatkan tujuan-tujuan duniawi, mabuk oleh hawa nafsu
dan kesenangan dini. Ia dipanggil kepada Allah dan ke kampung akhirat
dari tempat kejauhan. Ia tidak mempedulikan orang yang memberi nasihat,
sebaliknya mengikuti setiap langkah dan </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">keinginan syetan. Dunia terkadang membuatnya benci dan terkadang </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">membuatnya
senang. Hawa nafsu membuatnya tuli dan buta selain dari kebatilan.
Keberadaannya di dunia sama seperti gambaran yang dikatakan kepada
Laila, "Ia musuh bagi orang yang pulang dan kedamaian bagi para
penghuninya. Siapa yang dekat dengan Laila tentu ia akan mencintai dan
mendekati." </span></span></div>
<br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Maka membaur dengan orang yang memiliki hati semacam ini </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">adalah penyakit, bergaul dengannya adalah racun dan menemaninya </span></span><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">adalah kehancuran.</span></span></div>
<br />
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah</span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"> </span></span>Hati Yang Sakit</b></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Tipe hati yang <i>ketiga </i>adalah
hati yang hidup tetapi cacat. Ia memiliki dua materi yang saling
tarik-menarik. Ketika ia memenangkan per-tarungan itu maka di dalamnya
terdapat kecintaan kepada Allah, keiman-an, keikhlasan dan tawakal
kepada-Nya, itulah materi kehidupan. Di dalamnya juga terdapat kecintaan
kepada nafsu, keinginan dan usaha keras untuk mendapatkannya, dengki,
takabur, bangga diri, kecintaan berkuasa dan membuat kerusakan di bumi,
itulah materi yang menghan-curkan dan membinasakannya. Ia diuji oleh dua
penyeru: Yang satu menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya serta hari
akhirat, sedang yang lain menyeru kepada kenikmatan sesaat. Dan ia akan
memenuhi salah satu di antara yang paling dekat pintu dan letaknya
dengan dirinya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Hati yang pertama selalu <i>tawadhu’, </i>lemah
lembut dan sadar, hati yang kedua adalah kering dan mati, sedang hati
yang ketiga hati yang sakit; ia bisa lebih dekat pada keselamatan dan
bisa pula lebih dekat pada kehancuran.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Allah menjelaskan ketiga jenis hati itu dalam firman-Nya,</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>“Dan
Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula)
seorang nabi, melainkan apabila dia mempunyai sesuatu ke-inginan, syetan
pun memasukkan godaan-godaan terhadap keingin-an itu, Allah
menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syetan itu </i><i>dan Allah
menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana,
agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syetan itu, sebagai cobaan
bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar
hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam
permusuhan yang sangat, dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu
meyakini bahwa Al-Qur’an itulah yang haq dari Tuhanmu lalu mereka
beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah
Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”
</i>(Al-Hajj: 52-54).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Dalam
ayat ini Allah membagi hati menjadi tiga macam: Dua hati terkena fitnah
dan satu hati yang selamat. Dua hati yang terkena fitnah adalah hati
yang di dalamnya ada penyakit dan hati yang keras (mati), sedang yang
selamat adalah hati orang Mukmin yang merendahkan dirinya kepada
Tuhannya, dialah hati yang merasa tenang dengan-Nya, tunduk, berserah
diri serta taat kepada-Nya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Yang
demikian itu karena hati dan anggota tubuh lainnya diharapkan agar
selamat dan tidak ada penyakit di dalamnya, dan melaksanakan tujuan dari
penciptaannya. Adapun penyimpangannya dari jalan lurus mungkin karena
ia kering dan keras serta tidak melaksanakan apa yang semestinya
diinginkan daripadanya. Seperti tangan yang putus, hidung yang bindeng,
dzakar yang impoten dan mata yang tak bisa melihat sesuatu. Atau karena
terdapat penyakit dan kerusakan yang mengha-langinya melakukan pekerjaan
secara sempurna dan berada dalam ke-benaran. Oleh sebab itu, hati
terbagi menjadi tiga macam:</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>Pertama: </i>Hati
yang sehat dan selamat, yaitu hati yang selalu mene-rima, mencintai dan
mendahulukan kebenaran. Pengetahuannya tentang kebenaran benar-benar
sempurna, juga selalu taat dan menerima se-penuhnya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>Kedua: </i>Hati yang keras, yaitu hati yang tidak menerima dan taat pada kebenaran.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>Ketiga: </i>Hati
yang sakit, jika penyakitnya sedang kambuh maka hati-nya menjadi keras
dan mati, dan jika ia mengalahkan penyakit hatinya maka hatinya menjadi
sehat dan selamat.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Apa
yang diperdengarkan oleh syetan dari kata-kata dan yang dibisik-kannya
dari berbagai keragu-raguan dan syubhat adalah merupakan fitnah terhadap
dua hati tersebut. Adapun hati yang hidup dan sehat maka dia tetap
tegar. Ia selalu menolak berbagai ajakan syetan itu. Ia membenci dan
mengutuknya. Ia mengetahui bahwa kebenaran adalah yang sebaliknya. Ia
tunduk pada kebenaran, merasa tenang dengannya dan mengikutinya. la
mengetahui kebatilan apa yang dibisikkan syetan. Karena itu iman dan
kecintaannya pada kebenaran semakin bertambah, sebaliknya ia semakin
mengingkari dan membenci kebatilan. Hati yang terfitnah dengan
bisikan-bisikan syetan akan terus berada dalam ke-raguan, sedang hati
yang selamat dan sehat tak pernah terpengaruh dengan apa pun yang
dibisikkan syetan.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Hudzaifah bin Al-Yamani <i>Radhiyallahu Anhu </i>berkata, “Rasulullah <i>Shallallahu Alaihi wa Sallam </i>bersabda,</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>“Fitnah-fitnah
itu menempel ke dalam hati seperti tikar (yang di-anyam),
sebatang-sebatang. Hati siapa yang mencintainya, niscaya timbul noktah
hitam dalam hatinya. Dan hati siapa yang meng-ingkarinya, niscaya timbul
noktah putih di dalamnya, sehingga men-jadi dua hati (yang berbeda).
(Yang satunya hati) hitam legam seperti cangkir yang terbalik, tidak
mengetahui kebaikan, tidak pula mengingkari kemungkaran, kecuali yang
dicintai oleh hawa nafsunya. (Yang satunya hati) putih, tak ada fitnah
yang membahayakannya selama masih ada langit dan bumi.” </i>(Diriwayatkan Muslim).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Beliau <i>Shallallahu Alaihi wa Sallam </i>menyamakan
hati yang sedikit demi sedikit terkena fitnah dengan anyaman-anyaman
tikar, yakni ke-kuatan yang merajutnya sedikit demi sedikit. Beliau
membagi hati dalam menyikapi fitnah menjadi dua macam: Pertama, hati
yang bila dihadapkan dengan fitnah serta merta mencintainya, seperti
bunga karang menyerap air, sehingga timbullah noktah hitam di dalamnya.
Demikianlah, ia terus menyerap setiap fitnah yang dihadapkan pada-nya,
sampai hatinya menjadi hitam legam dan terbalik. Inilah makna sabda
beliau <i>“cangkir yang terbalik”. </i>Jika hati telah hitam legam dan
terbalik maka ia akan dihadapkan pada dua bencana dan penyakit yang
membahayakannya serta melemparkannya pada kebinasaan. <i>Pertama, </i>ia
memandang sesuatu yang baik sama dengan sesuatu yang buruk. Ia menjadi
tidak tahu mana yang baik, tidak pula mengingkari kemungkaran. Bahkan
mungkin karena sangat kronisnya penyakit ini, sehingga ia mempercayai
bahwa yang baik itulah yang mungkar dan yang mung-kar. itulah yang baik,
yang haq adalah batil dan yang batil adalah haq. <i>Kedua, </i>ia menjadikan hawa nafsu sebagai pedoman apa yang dibawa oleh Rasulullah <i>Shallallahu Alaihi wa Sallam, </i>ia senantiasa tunduk dan mengikuti hawa nafsunya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Kedua,
hati putih yang memancarkan cahaya iman, di dalamnya terdapat pelita
yang menerangi. Jika fitnah dihadapkan padanya ia mengingkari dan
menolaknya, sehingga hatinya pun menjadi semakin bercahaya, memancarkan
sinar dan semakin kokoh.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Fitnah-fitnah
yang menimpa hati itulah penyebab timbulnya penya-kit hati. Di antara
fitnah-fitnah itu adalah fitnah syahwat dan syubhat, fitnah kesalahan
dan kesesatan, fitnah maksiat dan bid’ah, fitnah keza-liman dan fitnah
kebodohan. Fitnah-fitnah yang pertama mengakibatkan rusaknya tujuan dan
keinginan, sedang fitnah-fitnah kedua mengakibat-kan rusaknya ilmu dan
i’tiqad (kepercayaan).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Para sahabat <i>Radhiyallahu Anhum </i>membagi hati menjadi empat macam. Demikian seperti disebutkan dalam riwayat yang <i>shahih </i>dari Hudzaifah bin Al-Yaman, “Hati itu ada empat macam: <i>Pertama, </i>hati murni yang di dalamnya ada pelita yang menyala, itulah hati orang Mukmin. <i>Kedua, </i>hati yang tertutup, itulah hati orang kafir. <i>Ketiga, </i>hati
yang terbalik, itulah hati orang munafik, ia mengetahui (kebenaran)
tetapi mengingkarinya, ia melihat tetapi membuta. Dan terakhir hati yang
terdiri dari dua materi: Iman dan kemunafikan, mana yang menang dalam
pergulatan itulah yang menguasai.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Adapun
yang dimaksud dengan hati murni yaitu hati yang bebas dari selain Allah
dan Rasul-Nya. Ia bebas dan selamat dari selain kebe-naran. Di dalamnya
ada pelita yang menyala. Itulah pelita iman. Disebut murni karena ia
selamat dari berbagai syubhat batil dan syahwat sesat, juga karena di
dalamnya ia memperoleh pelita yang menyinarinya de-ngan cahaya ilmu dan
iman. Hati orang kafir disebut sebagai hati yang tertutup karena hati
itu ada di dalam sampul dan penutup, sehingga ti-dak ada cahaya ilmu dan
iman yang sampai padanya, sebagaimana firman Allah mengisahkan tentang
orang-orang Yahudi,</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>“Mereka berkata, ‘Hati kami tertutup’.” </i>(Al-Baqarah: 88).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Penutup
itu Allah letakkan di atas hati mereka sebagai siksaan kare-na
penolakan mereka terhadap kebenaran dan kecongkakan mereka sehingga tak
mau menerima kebenaran. Ia adalah hati yang mati, pende-ngaran yang
tuli, penglihatan yang buta. Dan semua itu adalah dinding yang
menutupinya dari penglihatan.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>“Dan
bila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan
orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding
yang tertutup dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan
di telinga mereka agar mereka tidak dapat memahaminya.” </i>(Al-Isra’: 45-46).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Bila disebutkan pengesaan tauhid dan pengesaan <i>mutaba’ah </i>(ke-taatan) maka orang-orang yang memiliki hati ini akan segera lari men-jauhinya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Hati orang munafik disebut sebagai hati yang terbalik, sebagaimana firman Allah,</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>“Maka
mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi)
orang-orang munafik, padahal Allah telah membalik-kan mereka kepada
kekafiran disebabkan oleh usaha mereka sendiri.” </i>(An-Nisa’: 88).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Maksudnya
Allah membalikkan dan mengembalikan mereka pada kebatilan yang dahulu
mereka berada di dalamnya, disebabkan oleh usaha dan perbuatan mereka
yang salah. Inilah sejahat-jahat dan sebu-ruk-buruk hati. la mempercayai
bahwa yang batil adalah benar dan se-tia kepada para pengikut
kebatilan. Sebaliknya, ia mempercayai bahwa yang haq itulah yang batil
dan memusuhi orang-orang yang meng-ikuti kebenaran. <i>Wallahul musta’an </i>(hanya kepada Allah kita memohon perto-longan).</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Hati
yang di dalamnya terdapat dua materi adalah hati yang imannya belum
mantap dan pelitanya belum menyala. Ia belum memurnikan dirinya untuk
kebenaran yang karenanya Allah mengutus para rasul. Ia adalah hati yang
berisi materi kebenaran dan hal yang sebaliknya. Terkadang ia lebih
dekat dengan kekafiran daripada dengan keimanan. Dan pada kali lain, ia
bisa lebih dekat dengan keimanan daripada dengan kekafiran. Karena itu,
ia akan dikuasai oleh yang memenangkan pergulatan antara keduanya.</span></span><br />
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">(Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)</span></span><br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"> </span></span>Pembagian Obat Penyakit Hati : Alamiyah Dan Syar’iyah</b></div>
<br />
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Penyakit
hati itu ada dua macam: Pertama, orang yang bersangkutanseketika itu
tidak merasakan sakit apa-apa, dan inilah jenis penyakit terdahulu,
seperti: Penyakit kebodohan, penyakit syubhat dan keraguan serta
penyakit syahwat. Penyakit hati ini adalah jenis penyakit yang paling
besar, tetapi karena hati telah rusak maka ia tidak merasakan sakit
apa-apa. Sebab mabuk kebodohan dan hawa nafsu telah menghalanginya dari
mengetahui penyakit. Jika tidak, tentu ia akan merasakannya, sebab
penyakit itu ada pada dirinya. Tetapi ia tidak mempedulikannya karena
sibuk dengan hal lain yang tak ada sangkut pautnya dengan masalah yang
ia hadapi. Inilah jenis penyakit hati yang paling berbahaya dan paling
sulit. Yang bisa melakukan pengobatannya hanyalah para rasul dan
pengikutnya, merekalah dokter-dokter dari jenis penyakit ini. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Kedua, penyakit
hati yang menimbulkan sakit seketika, seperti: Sedih, gundah, resah dan
marah. Penyakit ini terkadang bisa hilang dengan obat-obat alamiah.
Seperti dengan menghilangkan sebab-sebabnya, atau mengobatinya dengan
sesuatu yang berlawanan dengan sebab-sebab yang dimaksud atau dengan
sesuatu yang bisa menyehatkannya. Dan, sebagaimana hati terkadang merasa
sakit dengan sakit yang dirasakan oleh badan, demikian pula badan, ia
sering merasa sakit dengan sakit yang dirasakan oleh hati, ia menjadi
malang karena kemalangan yang dirasakan oleh hati. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Beberapa
penyakit hati yang bisa dihilangkan dengan obat-obat alamiah adalah
termasuk jenis penyakit badan. Dan hal itu terkadang tidak menjadi
faktor satu-satunya yang menyebabkannya celaka atau disiksa setelah ia
mati. Adapun penyakit-penyakit hati yang tidak bisa sembuh kecuali
dengan obat imaniyah Nabawiyah maka itulah yang menjadi faktor penentu
bagi kecelakaan dan siksa kekal, jika ia tidak mendapatkan obat-obat
yang merupakan lawan daripadanya. Jika ia menggunakan obat-obatan itu
maka penyakitnya akan sembuh. Karena itu dikatakan, "Ia telah sembuh
dari marahnya." Bila musuh hati sedang menguasai maka hal itu akan
menyakitkannya dan bila ia sadar daripadanya maka hatinya akan sembuh.
Allah befirman,</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka </i><i>dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-</i><i>orang yang beriman dan menghilangkan kemarahan orang-orang </i><i>Mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya." </i></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">(At-Taubah: 14-15). </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Allah memerintahkan agar mereka memerangi musuh-musuh mereka, dan Dia memberitahukan bahwa di dalamnya ada enam manfaat. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Marah
adalah menyakitkan hati, obatnya dengan meredakan kemarahan itu, jika
ia mengobatinya dengan yang haq, niscaya ia akan sembuh, tetapi jika ia
mengobatinya dengan kezaliman dan kebatilan maka penyakit itu akan
semakin bertambah, sedang dia menyangka bahwa hal itu akan
menyembuhkannya. Ia laksana orang yang mengobati penyakit rindu dengan
melakukan maksiat bersama orang yang dirindukannya, padahal itu akan
menambah penyakitnya, akan timbul penyakit lain yang lebih sulit dari
sekedar rindu. Hal ini insya Allah akan kita bahas kemudian secara
rinci. Kegundahan, kegelisahan dan kesedihan juga merupakan
penyakit-penyakit hati, dan untuk mengobatinya yaitu dengan mencarikan
hal yang berlawanan dengannya yakni kesenangan dan kegembiraan. Jika hal
itu ia obati dengan haq maka had akan menjadi sembuh dan sehat dari
penyakitnya. Dan jika diobati dengan yang batil niscaya penyakit itu
akan tetap bersembunyi dan menyelinap, ia akan tetap ada bahkan
menyebabkan penyakit-penyakit lain yang lebih sulit dan lebih berbahaya.
</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Demikian
pula kebodohan, ia adalah penyakit yang menyakitkan hati, dan di antara
manusia ada yang mengobatinya dengan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat,
sedang dia mempercayai bahwa dengan ilmu-ilmu tersebut maka penyakitnya
telah hilang. Padahal yang sesungguhnya, hal itu hanya malah menambah
penyakit lain atas penyakitnya, tetapi hati tidak mau mempedulikan sakit
yang dikandungnya, disebabkan oleh kebodohannya dengan ilmu-ilmu yang
bermanfaat, yang ia merupakan syarat bagi kesehatan dan kesembuhannya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang orang-orang
yang berfatwa dengan kebodohannya, sehingga menjerumuskan orang-orang
yang meminta fatwa padanya, beliau bersabda,</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>"Mereka membunuh orang tersebut, semoga Allah membunuh mereka, </i><i>mengapa mereka tidak bertanya saat mereka tidak mengerti? </i><i>Sesungguhnya sembuhnya penyakit adalah dengan bertanya</i>. "*) </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Demikian
pula dengan orang yang ragu dan bingung, hatinya akan merasa sakit
sampai ia mendapatkan ilmu dan keyakinan. Dan karena keraguan membuat
hati menjadi panas maka kepada orang yang mendapatkan keyakinan
dikatakan, hatinya sejuk, keyakinan membuatnya sejuk. Juga seseorang
akan merasa sempit dengan kebodohan dan ketersesatannya dari jalan
kebenaran. Sebaliknya, akan merasa lapang dengan petunjuk dan ilmu. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Allah befirman,</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;"><i>"Siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petun</i><i>juk, niscayaDia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. </i><i>Dan siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah men</i><i>jadikan dadanya sesak lagi sempit, seakan-akan ia sedang mendaki ke </i><i>langit." </i>(Al-An’am: 125).</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Pembahasan mengenai sesak dada, sebab dan pengobatannya insya Allah akan kita kaji kemudian. </span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Maksudnya,
di antara penyakit hati ada yang hilang dengan obat-obatan alamiah,
tetapi ada pula di antaranya yang tidak dapat hilang kecuali dengan
obat-obatan syariat dan iman. Dan hati memiliki kehidupan dan kematian,
sakit dan sehat, dan itulah sesuatu yang paling agung yang dimiliki oleh
badan.</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">Ighatsatul Lahfan – Ibnul Qoyyim Al Jauziyah</span></span></div>
<div>
<span style="font-family: Verdana;"><span style="font-size: x-small;">*)
Abu Daud dan Daruquthni meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, "Kami
keluar dalam suatu perjalanan, lalu seorang dari kami tertimpuk batu
sehingga ia terluka kepalanya, kemudian ia mimpi basah, lalu ia bertanya
kepada para sahabatnya, "Apakah kalian mendapatkan rukhshah untukku
sehingga aku bertayamum?" Mereka menjawab, "Kami tidak
mendapatkan rukhshah untukmu, sedangkan engkau bisa menggunakan air."
Orang itu lalu mandi dan kemudian meninggal. Ketika kami menghadap Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam, kepada beliau dikisahkan peristiwa
tersebut. Maka beliau bersabda, "Mereka telah membunuhnya, semoga Allah
membunuh mereka. Mengapa mereka tidak bertanya saat mereka tidak
menge-tahui?" (Lihat Muntaqal Akhbar, 1/161, no.452).</span></span></div>
<br />
<h1 style="text-align: center;">
Mengobati Penyakit Hati Dari Syetan</h1>
Ini adalah bab terpenting dan paling bermanfaat di antara bab-bab
buku ini. Orang-orang ahli suluk*) tidak memperhatikannya sebagaimana
perhatian mereka terhadap aib dan keburukan nafsu.Dalam bab tersebut
mereka sangat mendalaminya, tetapi tidak dalam bab ini.<br />
Orang yang merenungkan Al-Qur’an dan As-Sunnah tentu akan mendapatkan
bahwa penyebutan keduanya terhadap masalah syetan, tipu daya dan untuk
memeranginya lebih banyak daripada penyebutan-nya kepada masalah nafsu.
Nafsu madzmumah (yang buruk dan jahat) disebutkan dalam firman-Nya,<br />
<i>“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.”</i> (Yusuf: 53).<br />
Nafsu lawwamah (yang suka mencela) disebutkan dalam firman-Nya,<br />
<i>“Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri).”</i> (Al-Qiyamah: 2).<br />
Demikian juga nafsu madzmumah disebutkan dalam firman-Nya,<br />
<i>“Dan (ia) menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” </i>(An-Nazi’at: 40).<br />
Adapun masalah syetan, ia disebutkan dalam banyak tempat di dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Peringatan Tuhan kepada hamba-Nya dari godaan
dan tipu daya syetan lebih banyak daripada peringatan-Nya dari nafsu,
dan itulah kelaziman yang sebenarnya. Sebab kejahatan dan rusaknya nafsu
adalah karena godaannya. Maka godaan syetan itulah yang menjadi poros
dan sumber kejahatan atau ketaatannya.<br />
Allah memerintahkan hamba-Nya agar berlindung dari syetan saat
membaca Al-Qur’an atau lainnya. Dan ini adalah karena betapa sangat
diperlukannya berlindung diri dari syetan. Sebaliknya, Allah tidak
memerintahkan, meski dalam satu ayat, agar kita berlindung dari nafsu.<br />
Berlindung dari kejahatan nafsu hanya kita dapatkan dalam Khuthbatul Hajah dalam sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,<br />
<i> </i><br />
<i>“Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan nafsu
kami dan dari keburukan-keburukan perbuatan kami.” Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam menghimpun isti’adzah (permohonan perlindungan) dari
kedua hal tersebut (syetan dan nafsu) dalam sebuah hadits riwayat Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu, “Bahwasanya Abu Bakar Ash-Shiddiq
Radhiyallahu Anhu berkata, Wahai Rasulullah! Ajarilah aku sesuatu yang
harus kukatakan jika aku berada pada pagi dan petang hari’ Beliau
meniawab. ‘Katakanlah. “Ya Allah Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, Pencipta segenap langit dan bumi, Tuhan dan pemilik segala
sesuatu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan nafsuku dan dari
kejahatan syetan serta sekutunya, (aku berlindung kepada-Mu) dari
melakukan kejahatan terhadap nafsuku atau aku lakukannya kepada seorang
Muslim.” Katakanlah hal ini jika engkau berada pada pagi dan petang hari
dan saat engkau akan tidur. </i>(Diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia men-shahih-kannya, Abu Daud, Ad-Darimi dengan sanad shahih).<br />
Hadits di atas mengandung isti’adzah dari semua kejahatan,
sebab-sebab serta tujuannya. Dan bahwa semua kejahatan itu tak akan
keluar dari nafsu atau syetan. Adapun tujuannya, ia bisa kembali kepada
yang melakukannya atau kepada saudaranya sesama Muslim. Jadi hadits di
atas menjelaskan dua sumber kejahatan yang dari keduanya semua kejahatan
berasal dan menjelaskan dua macam tujuan kejahatan itu menimpa..<br />
(Ighatsatul Lahfan, Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah)</div>
</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-73176130955177533342013-05-09T05:39:00.004-07:002013-05-09T05:39:52.506-07:00Pengaruh Motivasi Belajar dalam Karir dan Bisnis<h2 class="entry-title">
</h2>
Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dalam karir dan bisnis?
Bukankah yang terpenting adalah bertindak bukannya malah belajar? Ya,
bertindak memang memiliki bobot yang besar dalam tingkat keberhasilan,
jika tindakan itu mengarah ke arah yang tepat dengan cara yang tepat.
Arah yang tepat dan cara yang tepat hanya bisa Anda lakukan jika Anda
memiliki motivasi belajar yang besar.<br />
Pengaruh Motivasi Belajar<br />
Untuk melihat dengan jelas, dimana pengaruh motivasi belajar dalam karir
dan bisnis, akan saya gambarkan dalam 4 kasus dibawah ini.<br />
1. Kasus pertama: tanpa ilmu dan tanpa tindakan. Jelas orang bodoh
dan malas. Akan sukses? Jelas, jangan sampai seperti orang dengan kasus
ini. Ini jelas salah.<br />
2. Kasus kedua: punya ilmu tetapi tidak bertindak. Ilmu Anda akan percuma jika tidak bertindak.<br />
3. Kasus ketiga: tanpa ilmu tapi mau bertindak.<br />
4. Kasus ketiga: berilmu dan bertindak. Ini yang sempurna. Ilmu sebelum amal. Ini yang bagus, insya Allah akan sukses.<br />
Untuk kasus ketiga ini ada dua sub kasus. Yang pertama tanpa ilmu, meski
pun dia mau bertindak, maka orang ini tidak akan berhasil, kecuali
mendapatkan keberuntungan. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah tempat
jika arah dan cara Anda mencapai tempat tersebut salah. Namun akan
berbeda jika Anda bertindak meski tanpa ilmu, kemudian belajar dan
mengambil hikmah dari tindakan Anda, maka keberhasilan ada di tangan
Anda. Jadi dalam kasus ketiga ini, meski dia tidak memiliki ilmu, tetapi
masih memiliki motivasi belajar, dia memiliki peluang sukses yang
besar.<br />
Kasus keempat adalah kondisi sempurna, Anda bertindak berdasarkan ilmu,
baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Peluang suksesnya
akan lebih besar. Dia akan bertindak ke arah yang tepat dan dengan cara
yang tepat.<br />
<a name='more'></a><br />
Yang tidak boleh adalah belajar saja tetapi tidak pernah
mengaplikasikannya. Sebaliknya bertindak saja tanpa belajar juga tidak
boleh, keduanya harus berjalan seiring, tidak mementingkan salah satu
saja.<br />
Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Karir<br />
Apa yang diharapkan seorang atasan atau perusahaan terhadap karyawannya?
Ya, seorang karyawan yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Termasuk, tugas-tugas yang sulit dan baru. Saat seorang karyawan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik, maka wajar jika atas akan menyukai
karyawan ini. Bayangkan jika seorang karyawan yang tidak memiliki
motivasi belajar, dia akan membuat jengkel atasannya karena segala tidak
bisa.<br />
Lebih jauh, pengaruh motivasi belajar dalam karir, akan menjadikan karir
Anda lebih sukses. Anda akan selalu mengerjakan sesuatu lebih baik
dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki motivasi belajar.
Kalaulah, semua karyawan di tempat kerja Anda memiliki motivasi belajar
semua, apa jadinya jika Anda tidak memiliki motivasi belajar? Dijamin,
Anda akan paling tertinggal dibandingkan dengan karyawan lainnya.<br />
Jadi, tidak ada pilihan lain, Anda harus memiliki motivasi belajar sebab
pengaruh motivasi belajar sangat jelas, karir Anda akan maju atau
setidaknya Anda mampu bertahan.<br />
Ingat: persaingan Anda bukan hanya karyawan satu perusahaan dengan Anda.
Sekarang, setiap tahun, perguruan tinggi terus meluluskan ribuan
angkatan kerja. Orang-orang baru, dengan pengetahuan dan wawasan terkini
siap mengancam posisi Anda. Belum lagi, para ahli yang datang dari luar
negeri pun bisa menggoyang posisi Anda. Masihkah malas belajar?<br />
Pengaruh Motivasi Belajar dalam Bisnis<br />
Yang penting action? Benarkah? Mampukah Anda langsung mengambil motor
dan berbalap dengan Casey Stoner ? Tidak, Anda harus belajar dulu
menggunakan motor tersebut.<br />
Berbisnis tanpa ilmu, Anda bisa salah arah dan cara yang Anda lakukan
tidak tepat. Untuk apa membuat cara sendiri? Padahal, sudah ada cara
yang sudah terbukti sukses yang sudah dilakukan oleh orang lain. Anda
tinggal menirunya. Artinya Anda bisa belajar kepada pengalaman orang
lain.<br />
Analoginya, jika Anda pergi dari Bandung ke Jakarta, Anda tidak perlu
membuat jalan sendiri, Anda tinggal gunakan jalan yang ada. Itu akan
lebih cepat dari pada harus membabat hutan dan meratakan gunung sendiri.
Jangan konyol, Anda tetap harus belajar baik sebelumnya, juga sambil
berjalan.<br />
Belum lagi, perkembangan teknologi berkembang pesat. Saya sangat
merasakan bagaimana perkembangan teknologi internet yang cepat berubah
menuntuk saya belajar terus agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi. Jika tidak, bagaimana saya bisa bertahan dan memenangkan
persaingan.<br />
Sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena perubahan teknologi.
Perubahan ini tidak bisa kita hentikan. Yang perlu dilakukan ialah kita
perlu terus belajar agar bisa mengikuti perubahan yang terjadi. Pengaruh
motivasi belajar jelas akan berpengaruh jika kita melihat perubahan
yang tidak pernah berhenti.<br />
Sama halnya dengan pengaruh motivasi belajar dalam karir, pengaruh
motivasi belajar dalam bisnis pun untuk bertahan dan memenangkan
persaingan. Pak Purdie Chandra salah seorang yang mendorong kita
bertindak dalam bisnis, tetapi bukan berarti tanpa ilmu atau tanpa
belajar terlebih dahulu. Selama saya belajar di EU dulu, saya banyak
mendapatkan ilmu dari beliau strategi bisnis yang jitu. Om Bob Sadino,
sering membeli literatur ke luar negeri saat akan menjual produk
tertentu. TDW juga mengeluarkan biaya yang banyak untuk belajar ke luar
negeri.<br />
Sebagai penutup, sebuah kutipan luar biasa dari Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang tersohor:<br />
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu
dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan
ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan
ilmu” ~Iman Syafi’i<br />
Percayalah, pengaruh motivasi belajar sangat besar dalam kehidupan Anda.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-23355746009002299422013-05-09T05:35:00.007-07:002013-05-09T05:35:58.462-07:00Pengaruh Motivasi Belajar dalam Karir dan Bisnis<h2 class="entry-title">
</h2>
Seberapa besar pengaruh motivasi belajar dalam karir dan bisnis?
Bukankah yang terpenting adalah bertindak bukannya malah belajar? Ya,
bertindak memang memiliki bobot yang besar dalam tingkat keberhasilan,
jika tindakan itu mengarah ke arah yang tepat dengan cara yang tepat.
Arah yang tepat dan cara yang tepat hanya bisa Anda lakukan jika Anda
memiliki motivasi belajar yang besar.<br />
Pengaruh Motivasi Belajar<br />
Untuk melihat dengan jelas, dimana pengaruh motivasi belajar dalam karir
dan bisnis, akan saya gambarkan dalam 4 kasus dibawah ini.<br />
1. Kasus pertama: tanpa ilmu dan tanpa tindakan. Jelas orang bodoh
dan malas. Akan sukses? Jelas, jangan sampai seperti orang dengan kasus
ini. Ini jelas salah.<br />
2. Kasus kedua: punya ilmu tetapi tidak bertindak. Ilmu Anda akan percuma jika tidak bertindak.<br />
3. Kasus ketiga: tanpa ilmu tapi mau bertindak.<br />
4. Kasus ketiga: berilmu dan bertindak. Ini yang sempurna. Ilmu sebelum amal. Ini yang bagus, insya Allah akan sukses.<br />
Untuk kasus ketiga ini ada dua sub kasus. Yang pertama tanpa ilmu, meski
pun dia mau bertindak, maka orang ini tidak akan berhasil, kecuali
mendapatkan keberuntungan. Anda tidak akan pernah mencapai sebuah tempat
jika arah dan cara Anda mencapai tempat tersebut salah. Namun akan
berbeda jika Anda bertindak meski tanpa ilmu, kemudian belajar dan
mengambil hikmah dari tindakan Anda, maka keberhasilan ada di tangan
Anda. Jadi dalam kasus ketiga ini, meski dia tidak memiliki ilmu, tetapi
masih memiliki motivasi belajar, dia memiliki peluang sukses yang
besar.<br />
Kasus keempat adalah kondisi sempurna, Anda bertindak berdasarkan ilmu,
baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Peluang suksesnya
akan lebih besar. Dia akan bertindak ke arah yang tepat dan dengan cara
yang tepat.<a name='more'></a><br />
Yang tidak boleh adalah belajar saja tetapi tidak pernah
mengaplikasikannya. Sebaliknya bertindak saja tanpa belajar juga tidak
boleh, keduanya harus berjalan seiring, tidak mementingkan salah satu
saja.<br />
Pengaruh Motivasi Belajar Dalam Karir<br />
Apa yang diharapkan seorang atasan atau perusahaan terhadap karyawannya?
Ya, seorang karyawan yang mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Termasuk, tugas-tugas yang sulit dan baru. Saat seorang karyawan mampu
menjalankan tugasnya dengan baik, maka wajar jika atas akan menyukai
karyawan ini. Bayangkan jika seorang karyawan yang tidak memiliki
motivasi belajar, dia akan membuat jengkel atasannya karena segala tidak
bisa.<br />
Lebih jauh, pengaruh motivasi belajar dalam karir, akan menjadikan karir
Anda lebih sukses. Anda akan selalu mengerjakan sesuatu lebih baik
dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki motivasi belajar.
Kalaulah, semua karyawan di tempat kerja Anda memiliki motivasi belajar
semua, apa jadinya jika Anda tidak memiliki motivasi belajar? Dijamin,
Anda akan paling tertinggal dibandingkan dengan karyawan lainnya.<br />
Jadi, tidak ada pilihan lain, Anda harus memiliki motivasi belajar sebab
pengaruh motivasi belajar sangat jelas, karir Anda akan maju atau
setidaknya Anda mampu bertahan.<br />
Ingat: persaingan Anda bukan hanya karyawan satu perusahaan dengan Anda.
Sekarang, setiap tahun, perguruan tinggi terus meluluskan ribuan
angkatan kerja. Orang-orang baru, dengan pengetahuan dan wawasan terkini
siap mengancam posisi Anda. Belum lagi, para ahli yang datang dari luar
negeri pun bisa menggoyang posisi Anda. Masihkah malas belajar?<br />
Pengaruh Motivasi Belajar dalam Bisnis<br />
Yang penting action? Benarkah? Mampukah Anda langsung mengambil motor
dan berbalap dengan Casey Stoner ? Tidak, Anda harus belajar dulu
menggunakan motor tersebut.<br />
Berbisnis tanpa ilmu, Anda bisa salah arah dan cara yang Anda lakukan
tidak tepat. Untuk apa membuat cara sendiri? Padahal, sudah ada cara
yang sudah terbukti sukses yang sudah dilakukan oleh orang lain. Anda
tinggal menirunya. Artinya Anda bisa belajar kepada pengalaman orang
lain.<br />
Analoginya, jika Anda pergi dari Bandung ke Jakarta, Anda tidak perlu
membuat jalan sendiri, Anda tinggal gunakan jalan yang ada. Itu akan
lebih cepat dari pada harus membabat hutan dan meratakan gunung sendiri.
Jangan konyol, Anda tetap harus belajar baik sebelumnya, juga sambil
berjalan.<br />
Belum lagi, perkembangan teknologi berkembang pesat. Saya sangat
merasakan bagaimana perkembangan teknologi internet yang cepat berubah
menuntuk saya belajar terus agar bisa menyesuaikan dengan perkembangan
teknologi. Jika tidak, bagaimana saya bisa bertahan dan memenangkan
persaingan.<br />
Sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena perubahan teknologi.
Perubahan ini tidak bisa kita hentikan. Yang perlu dilakukan ialah kita
perlu terus belajar agar bisa mengikuti perubahan yang terjadi. Pengaruh
motivasi belajar jelas akan berpengaruh jika kita melihat perubahan
yang tidak pernah berhenti.<br />
Sama halnya dengan pengaruh motivasi belajar dalam karir, pengaruh
motivasi belajar dalam bisnis pun untuk bertahan dan memenangkan
persaingan. Pak Purdie Chandra salah seorang yang mendorong kita
bertindak dalam bisnis, tetapi bukan berarti tanpa ilmu atau tanpa
belajar terlebih dahulu. Selama saya belajar di EU dulu, saya banyak
mendapatkan ilmu dari beliau strategi bisnis yang jitu. Om Bob Sadino,
sering membeli literatur ke luar negeri saat akan menjual produk
tertentu. TDW juga mengeluarkan biaya yang banyak untuk belajar ke luar
negeri.<br />
Sebagai penutup, sebuah kutipan luar biasa dari Imam Syafi’i, seorang ulama besar yang tersohor:<br />
“Barangsiapa menginginkan sukses dunia hendaklah diraihnya dengan ilmu
dan barangsiapa menghendaki sukses akherat hendaklah diraihnya dengan
ilmu, barangsiapa ingin sukses dunia akherat hendaklah diraih dengan
ilmu” ~Iman Syafi’i<br />
Percayalah, pengaruh motivasi belajar sangat besar dalam kehidupan Anda.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-2128059030530139362013-05-09T05:32:00.000-07:002013-05-09T05:32:27.619-07:00Mental Juara Itu Perlu<h2 class="entry-title">
</h2>
Mental Juara Itu Perlu<br />
Apakah Anda memiliki mental juara Pengaruh Mental Juara Bisa Terlihat Dalam Sebuah Kompetisi.<br />
Saya seringkali menonton sepak bola dan mengikuti kompetisinya. Yang
cukup menarik ialah bagaimana peran mental juara terhadap keberhasilan
sebuah tim. Ternyata, memiliki pemain dengan keterampilan yang mumpuni
saja tidak cukup.<br />
Seringkali sebuah tim bertabur bintang tidak bisa menjadi juara, bukan
karena masalah kemampuan fisik tetapi justru karena hilangnya mental
juara.<br />
Pengaruh mental pada pertandingan memang dengan mudah bisa kita lihat.
Misalnya dalam pertandingan sepak bola, tuan rumah selalu memiliki
peluang menang lebih besar dibandingkan saat bertamu karena mendapatkan
dukungan mental dari penonton. Ini menunjukkan bahwa peran mental juara
dalam sebuah pertandingan sangat besar.<br />
Mental Juara Bukan Untuk Olah Raga Saja<br />
Tentu saja, yang dimaksud mental juara itu bukanlah dalam bidang olah
raga saja. Bukan dalam pertandingan saja, tetapi juga untuk berbagai
bidang lainnya.<br />
Mental Juara Diperlukan Dalam Karir<br />
Yup, jika Anda ingin memiliki karir yang sukses, langkah pertamanya
adalah Anda harus membangun mental juara. Banyak karyawan dengan potensi
yang luar biasa, tetapi karena tidak memiliki mental juara, maka semua
potensinya terabaiknya. Dia tidak tidak mau memberikan yang terbaik
dalam pekerjaannya sehingga tidak menjadi yang terbaik.<a name='more'></a><br />
Juara Dalam Bisnis = Untung Besar<br />
Jika Anda memiliki produk atau jasa juara, maka produk dan jasa Anda
akan lari manis. Jika Anda memasarkan produk dengan cara juara (baca
yang terbaik) maka dia pun akan mendapatkan hasil yang terbaik. Siapa
pun suka yang terbaik. Jika Anda terbaik dalam bisnis Anda, maka
otomatis Anda akan mendapatkan untung yang terbaik.<br />
Juara Sejati Memiliki Sikap Sportif<br />
Tentu saja, yang dimaksud disini bukan cara meraih juara dengan
menghalalkan segala cara. Seorang juara sejati akan selalu bertindak
sportif. Apa jadinya jika kita juara tetapi didapat dengan cara yang
tidak baik? Maka sesungguhnya gelar juara akan terasa semua. Anda tidak
benar-benar juara, hanya secara resmi saja.<br />
Berlaku curang, sikut kiri sikat kanan, dan mencuri start bukanlah sikap
seorang juara sejati. Juara sejati berusaha untuk menjadi yang terbaik,
bukan sekedar mencari gelar juara. Selalu ingin menjadi yang terbaik
adalah mental juara yang benar, bukan sekedar mendapatkan gelar,
penghargaan, bonus, atau piala.<br />
Mulailah Dengan Percaya Diri<br />
Salah satu mental juara itu adalah percaya diri. Dia yakin bahwa dia
mampu menjadi juara. Hanya orang yang percaya dirilah yang berani masuk
gelanggang untuk bertanding. Percaya dirilah yang akan menjadi dia
bertindak dengan cara yang terbaik.<br />
Juara Itu Bukan Berarti Sombong<br />
Seorang juara sejati akan bertindak, kemudian melakukan apa yang dia
lakukan sebaik mungkin. Bukan dengan cara hanya omdo (omong doank)
sambil menjatuhkan dan menjelekan lawannya. Sikap seperti ini sama
sekali tidak menggambarkan mental juara. Justru, sikap sombong datang
karena dia tidak percaya diri menjadi juara. Dia akan berusaha
menjatuhkan lawan dengan omongan supaya dia dianggap juara.<br />
Juara Sejati Mengakui dan Menerima Kekalahan<br />
Dia tahu, bahwa kekalahan bukanlah kiamat. Mungkin dia tidak menjadi
juara pada pertandingan kali ini. Tetapi dia tidak berhenti, dia
mengambil hikmah sehingga pada pertandingan berikutnya dia bisa tampil
lebih baik lagi. Dia tidak menyesal, tidak terpukul, dan tidak juga
menyalahkan lawan. Menyalahkan lawan hanya akan menutup mata kita
melihat kekurangan diri untuk diperbaiki.<br />
? Apakah Anda ingin membangun mental juara?Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-47246797043069509212013-05-01T02:29:00.000-07:002013-05-01T02:29:15.072-07:00Doa Mohon Ampunan, Rahmat, Hidayah, Keselamatan, Dan Rezeki<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Bacaan Doa Mohon Ampunan, Rahmat, Hidayah, Keselamatan, Dan Rezeki</span></span>
</div>
<blockquote style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Allaahummaghfirlii, allaahummarhamnii, allaahummahdinii, allaahumma saddidnii, allaahumma ‘aafinii, allaahummarzuqnii”</span></span><br />
</blockquote>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">
</span></span><br />
<div style="font-weight: bold;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Arti Doa Mohon Ampunan, Rahmat, Hidayah, Keselamatan, Dan Rezeki</span></span>
</div>
<blockquote style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">“Ya Allah, ampunilah aku,
sayangilah aku, berikanlah petunjuk kepadaku, limpahkanlah afiat
(kesejahteraan) kepadaku, serta karuniakanlah rezeki kepadaku. (HR Ibn
Abi Syaibah)”</span></span><br />
</blockquote>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-27939235340253196222013-04-12T23:16:00.000-07:002013-04-12T23:16:10.347-07:00Antara Sabar dan Sukur <strong>Pasang surut yang mewarnai kehidupan sebuah rumah tangga tak
hanya dalam hal hubungan pribadi antara suami dan istri, namun juga
menyangkut anak dan rizki. Kesabaran dan sikap syukur menjadi modal yang
mesti dimiliki dalam hal ini.</strong><br />
Setiap insan yang hidup di muka bumi ini pasti pernah mengalami suka
dan duka. Tak ada insan yang diberi duka sepanjang hidupnya, karena ada
kalanya kemanisan hidup menghampirinya. Demikian pula sebaliknya, tak
ada insan yang terus merasa suka karena mesti suatu ketika duka
menyapanya. Bila demikian tidaklah salah pepatah yang mengatakan,
“Kehidupan ini ibarat roda yang berputar”, terkadang di atas, terkadang
di bawah. Terkadang bangun dan sukses, terkadang jatuh dan bangkrut,
kadang kalah, kadang menang, kadang susah, kadang bahagia, kadang suka
dan kadang duka… Begitulah kehidupan di dunia ini, kesengsaraannya dapat
berganti bahagia, namun kebahagiannya tidaklah kekal.<br />
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ
وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ
مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ
وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا
مَتَاعُ الْغُرُورِ<br />
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
sesuatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah di antara kalian
serta berbangga-bangga dalam banyaknya harta dan anak, seperti hujan
yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kalian lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.
Dan di akhirat nanti ada azab yang keras/pedih dan ada pula ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Kehidupan dunia itu tidak lain kecuali
hanya kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 30)<br />
Suka duka pun suatu kemestian yang dialami sepasang suami istri dalam
mengarungi bahtera rumah tangga, karena kesempitan atau kelapangan,
kesulitan atau kemudahan datang silih berganti. Ketika diperoleh apa
yang didamba, mereka bersuka. Tatkala luput apa yang diinginkan atau
hilang apa yang dicintai, mereka berduka.<br />
Sebagai seorang yang beriman kepada Allah l dan mengimani takdir-Nya,
sudah semestinya suka dan duka itu dihadapi dengan syukur dan sabar.
Allah l menggandengkan dua sifat ini di dalam firman-Nya:<br />
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّاٍر شَكُوْرٍ<br />
“Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang banyak bersabar lagi bersyukur.” (Ibrahim:5)<br />
Qatadah t menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Dia adalah hamba
yang bila diberi bersyukur dan bila diuji bersabar.” (An-Nukat wal
‘Uyun, 3/122)<br />
Rasul yang mulia n telah mengabarkan bahwa mukmin yang sabar atas
musibah/duka yang menimpanya dan bersyukur atas nikmat/suka yang
diterimanya akan mendapatkan kebaikan. Kabar gembira ini tersampaikan
kepada kita lewat sahabat beliau yang mulia Shuhaib Ar-Rumi z. Shuhaib
berkata: “Rasulullah n pernah bersabda:<br />
عَجَبًا لِأَمْرِ الْـمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ لَهُ،
وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ
شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ<br />
“Sungguh mengagumkan perkara seorang mukmin. Sungguh seluruh perkaranya
adalah kebaikan baginya. Yang demikian itu tidaklah dimiliki oleh
seorangpun kecuali seorang mukmin. Jika mendapatkan kelapangan ia
bersyukur, maka yang demikian itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa
kemudaratan/kesusahan1 ia bersabar, maka yang demikian itu baik
baginya.” (HR. Muslim no. 7425)<br />
Ketika menjelaskan hadits di atas, Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-’Utsaimin t menyatakan bahwa setiap manusia tidak lepas dari
ketetapan Allah l dan takdir-Nya. Bisa jadi ia dalam kelapangan dan bisa
jadi dalam kesempitan. Dalam hal ini manusia terbagi dua: mukmin dan
selain mukmin. Seorang mukmin senantiasa dalam kebaikan pada setiap
keadaan yang Allah l takdirkan baginya. Bila ditimpa kesusahan ia
bersabar dan menanti datangnya kelapangan dari Allah l serta
mengharapkan pahala, maka ia pun meraih pahala orang-orang yang
bersabar. Bila mendapatkan kelapangan berupa nikmat agama seperti ilmu
dan amal shalih, ataupun nikmat dunia berupa harta, anak dan istri, ia
bersyukur kepada Allah l dengan taat kepada-Nya, karena yang namanya
bersyukur tidak sebatas mengucapkan “Aku bersyukur kepada Allah l.”
Adapun selain mukmin, mendapat kesempitan ataupun kelapangan sama saja
baginya, karena ia selalu berada dalam kejelekan. Bila ditimpa
kesempitan/kesusahan ia berkeluh kesah, mencaci maki, dan mencela Allah
l. Bila mendapat kelapangan ia tidak bersyukur kepada Allah l, Dzat yang
telah memberikan nikmat. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 1/108)<br />
Seorang mukmin dan mukminah dalam menjalani kehidupan rumah tangganya
harus berada di antara kesyukuran dan kesabaran. Karena ia tak luput
dari takdir yang baik ataupun yang buruk. Mungkin ia belum dikaruniai
anak, maka ia harus bersabar karena anak adalah pemberian Allah l. Dia
memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan terkadang Dia menguji
hamba-Nya dengan tidak segera atau tidak sama sekali memberinya
keturunan.<br />
لِلهِ مُلْكُ السَّماَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ
لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ. أَوْ
يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا
إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ<br />
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa saja
yang Dia kehendaki. Dia menganugerahkan anak perempuan kepada siapa yang
Dia kehendaki dan memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia
kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan
(kepada siapa yang dikehendaki-Nya). Dia pun menjadikan mandul siapa
saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” (Asy-Syura: 49-50)<br />
Anak diperoleh bukan karena kemahiran seseorang, bukan karena
kejantanan, kekuatan, atau kepandaiannya. Berapa banyak orang yang kuat
dan memiliki keutamaan lagi kemuliaan namun Allah l tidak memberinya
keturunan. Lihatlah istri-istri Rasulullah n, mereka tidak beroleh
keturunan dari pernikahan mereka dengan Nabiyullah n, kecuali Khadijah x
dan budak beliau Mariyah x. Lihat pula Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariyya
e, keduanya dikaruniai anak tatkala usia telah senja, tulang-tulang
telah melemah, rambut telah dipenuhi uban dan istri pun telah tua lagi
mandul2. Lihat pula Maryam ibunda ‘Isa q dikaruniai anak tanpa pernah
menikah dan tanpa pernah disentuh oleh lelaki3. Dengan demikian beroleh
anak atau tidak, perkaranya <a href="http://asysyariah.com/kembali-kepada-allah.html" title="kembali kepada Allah">kembali kepada Allah</a> l. Dia yang memberi dan Dia yang menahan.<br />
Bila seseorang diberi nikmat berupa anak, hendaklah ia bersyukur kepada
Dzat yang telah memberikan anugerah. Namun bila tidak, maka tidak ada
yang bisa dilakukan oleh seorang mukmin kecuali tunduk, sabar, ridha
dengan ketetapan-Nya dan berbaik sangka kepada Allah k, karena Dia tak
pernah berbuat dzalim kepada hamba-hamba-Nya. Dia Maha Tahu apa yang
terbaik bagi hamba-hamba-Nya, sementara hamba-hamba-Nya tidak tahu apa
yang baik bagi mereka.<br />
وَاللهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ<br />
“Allah Maha Mengetahui sementara kalian tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)<br />
Dalam masalah rizki juga demikian. Ketika seorang mukmin dalam kehidupan
rumah tangganya tidak memperoleh rizki yang lapang, dalam kemiskinan
tiada berharta, ia pun harus bersabar. Karena kelapangan dan sempitnya
rizki, kaya atau miskinnya seseorang telah dicatat dan ditetapkan dalam
catatan takdir dengan keadilan Allah l. Dia memberi rizki kepada siapa
yang dikehendaki-Nya dan Dia menyempitkannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, sementara Dia tidak berbuat dzalim kepada hamba-hamba-Nya.<br />
Ingatlah, kenikmatan, kemegahan, dan kekayaan dunia bukan jaminan
keselamatan di akhirat nanti. Kalaulah kekayaan itu suatu keutamaan dan
keadaan yang paling afdhal niscaya Allah l akan menjadikan kekasih-Nya,
manusia pilihan-Nya, junjungan anak Adam, yakni Rasulullah n, sebagai
orang yang terkaya di dunia, bergelimang harta dan kemewahan.<br />
Tapi ternyata tidak demikian kenyataannya. Beliau n hidup dengan penuh
kesahajaan dan kesederhanaan. Terkadang tidak ada makanan yang dapat
disantap di rumah beliau sehingga beliau berpuasa. Dikisahkan hal ini
oleh istri beliau yang shalihah Ummul Mukminin ‘Aisyah x:<br />
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ n ذَاتَ يَوْمٍ، فَقَالَ: هَلْ عِنْدَكُمْ شَيْءٌ؟ فَقُلْنَا: لاَ. قَالَ: فَإِنِّي إِذَنْ صَائِمٌ<br />
Suatu hari Rasulullah n masuk ke rumahku, lalu bertanya, “Apakah ada
makanan pada kalian (yang bisa kumakan)?” “Tidak ada,” jawab kami.
“Kalau begitu aku puasa,” kata beliau. (HR. Muslim no. 2708)<br />
Sampai-sampai untuk membeli makanan, beliau n pernah berhutang dengan
menyerahkan baju besi beliau sebagai jaminan. Masih dari kisah Ummul
Mukminin ‘Aisyah x:<br />
اشْتَرَى رَسُولُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ يَهُوْدِيٍّ طَعَامًا بِنَسِيْئَةٍ، فَأَعْطَاهُ دِرْعًا لَهُ رَهْنًا<br />
“Rasulullah n pernah membeli makanan dengan pembayaran di belakang (akan
dibayar pada waktu yang telah ditentukan), beliau memberi baju besinya
kepada si Yahudi sebagai jaminan.” (HR. Muslim no. 4090)<br />
Betapa sabarnya istri-istri Rasulullah n dengan kekurangan dunia yang
mereka terima selama hidup dengan suami mereka Rasulullah n, dan beliau
pun wafat tanpa meninggalkan warisan untuk mereka. Kata ‘Amr ibnul
Harits, saudara Ummul Mukminin Juwairiyyah bintul Harits x:<br />
ماَ تَرَكَ رَسُولُ اللهِ n عِنْدَ مَوْتِهِ دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا
وَلاَ عَبْدًا وَلاَ أَمَةً وَلاَ شَيْئًا إِلاَّ بَغْلَتَهُ الْبَيْضَاءَ
الَّتِي كَانَ يَرْكَبُهَا وَسِلاَحَهَا وَأَرْضًا جَعَلَهَا لِابْنِ
السَّبِيْلِ صَدَقَةً<br />
“Rasulullah n tatkala wafatnya tidak meninggalkan dinar, dirham, budak
laki-laki, budak perempuan, dan tidak meninggalkan harta sedikitpun
kecuali seekor bighalnya yang berwarna putih yang dulunya biasa beliau
tunggangi dan pedangnya serta sebidang tanah yang beliau jadikan sebagai
sedekah untuk musafir.” (HR. Al-Bukhari)<br />
Demikian sebagai anjuran untuk bersabar dengan kesulitan hidup…<br />
Ketika rizki datang pada si mukmin dan kelapangan hidup menyertainya
maka rasa syukur kepada Allah l harus diwujudkan. Tidak hanya
mengucapkan syukur dengan lisan disertai keyakinan hati, namun harus
pula diiringi dengan amalan, yaitu membelanjakan harta tersebut di jalan
yang diridhai oleh Sang Pemberi Nikmat dengan infak dan sedekah.<br />
<a name='more'></a><br />
Memiliki rasa syukur ini sungguh suatu keutamaan dan anugerah karena
sedikit dari hamba-hamba Allah l yang mau bersyukur, sebagaimana
dinyatakan dalam Tanzil-Nya:<br />
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ<br />
“Dan sedikit dari hamba-hamba-Ku yang mau bersyukur.” (Saba`: 13)<br />
Siapa yang bersyukur, Allah l akan menambah nikmat-Nya. Adapun orang yang enggan untuk bersyukur, ia akan diazab:<br />
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ<br />
“Apabila kalian bersyukur, Aku sungguh-sungguh akan menambah kenikmatan
bagi kalian dan sebaliknya bila kalian kufur nikmat maka sungguh azabku
sangat pedih.” (Ibrahim: 7)<br />
Hadapilah liku-liku kehidupan berumah tangga dengan sabar dan syukur,
niscaya kebaikan akan diperoleh. Memang “Sungguh mengagumkan perkara
seorang mukmin.”<br />
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.<br />
Catatan Kaki:<br />
1 Kemudaratan di sini sifatnya umum, baik yang menimpa tubuhnya
ataupun menimpa keluarga, anak, atau hartanya. (Bahjatun Nazhirin, 1/82)<br />
2 Nabi Zakariyya q ketika berdoa minta keturunan kepada Allah l menyatakan:<br />
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا<br />
“Wahai Rabbku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu,
wahai Rabbku.” (Maryam: 4)<br />
Allah l mengabulkan doa Nabi Zakariyya q dengan memberi kabar gembira
kepadanya akan beroleh seorang putra. Nabi Zakariyya q pun takjub dengan
berita tersebut hingga beliau berkata dengan heran:<br />
قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا<br />
“Wahai Rabbku, bagaimana aku akan beroleh anak, padahal istriku adalah
seorang yang mandul dan aku sendiri sudah mencapai umur yang sangat
tua.” (Maryam: 8)<br />
3 Ketika malaikat Jibril q menemui Maryam dalam bentuk seorang manusia
guna memberi kabar gembira kepada Maryam bahwa ia akan beroleh seorang
putra, Maryam pun berkata dengan heran:<br />
قَالَتْ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا<br />
“Maryam berkata, ‘Bagaimana aku akan beroleh anak, sementara tidak ada
seorang lelaki pun yang pernah menyentuhku dan aku sendiri bukan seorang
pezina?’.” (Maryam: 20)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-61157183961508919102013-04-12T23:14:00.002-07:002013-04-12T23:14:34.995-07:00Bergaul dengan Akhlak yang Baik Mungkin engkau pernah mendengar atau membaca hadits Abu Dzar Al-Ghifari z yang menyebutkan sabda sang Rasul n:<br />
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ<br />
“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Susullah
kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskan
kejelekan tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang
baik.” (HR. Ahmad 5/135, 158, 177, At-Tirmidzi no. 1987, dan selain
keduanya. Dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Shahihul Jami’ no. 97 dan
di kitab lainnya)<br />
Hadits ini, kata Asy-Syaikh Al-Allamah Abdurrahman ibnu Nashir As
Sa’di t, merupakan hadits yang agung. Di dalamnya, Rasul yang mulia n
mengumpulkan hak Allah l dan hak hamba-hamba-Nya. Hak Allah l terhadap
hamba-Nya adalah agar mereka bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar
takwa. Mereka berhati-hati dan menjaga diri agar tidak mendapatkan
kemurkaan dan azab-Nya, dengan menjauhi perkara-perkara yang dilarang
dan menunaikan kewajiban-kewajiban. Wasiat takwa ini merupakan wasiat
Allah l kepada orang-orang terdahulu maupun belakangan. Sebagaimana
takwa merupakan wasiat setiap rasul kepada kaumnya, di mana sang rasul
menyerukan:<br />
“Beribadahlah kalian kepada Allah dan bertakwalah kepada-Nya.” (Nuh: 3)<br />
Tentang perangai orang yang bertakwa ini, Allah l sebutkan antara lain dalam firman-Nya berikut ini:<br />
“Bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, ibnu sabil, dan orang-orang yang meminta-minta, dan
memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji, dan
orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang orang yang benar imannya dan mereka
itulah orang orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 177)<br />
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanyà,
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali ‘Imran: 133-134)<br />
Allah l menyebutkan sifat orang-orang yang bertakwa sebagai orang
yang beriman dengan pokok-pokok keimanan (rukun iman),
keyakinan-keyakinan, dan amal-amalnya, baik secara zhahir maupun batin,
dengan menunaikan ibadah-ibadah badaniyah (yang dilakukan tubuh) dan
maliyah (ibadah dengan harta). Orang yang beriman adalah orang yang
sabar dalam kesulitan dan kesempitan, memaafkan manusia, menanggung
gangguan dari mereka dengan tabah dan justru berbuat baik kepada mereka.
Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang bersegera meminta ampun
dan taubat manakala mereka terjatuh dalam perbuatan keji atau menzalimi
diri mereka sendiri.<br />
<a name='more'></a><br />
Dalam hadits Abu Dzar z di atas, Rasulullah n mewasiatkan agar
seorang hamba terus-menerus bertakwa di mana saja dia berada, di setiap
waktu dan setiap tempat, serta dalam segala keadaannya. Kenapa demikian?
Karena si hamba sangat butuh kepada takwa, tak pernah bisa lepas
darinya. Bila sampai lepas, ia akan binasa.<br />
Namun yang namanya manusia mesti ada kekurangannya dalam menjalankan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban takwa. Maka Rasulullah n memerintahkan
untuk melakukan perkara yang dapat membersihkan cacat tersebut dan
menghilangkannya. Yaitu, bila sampai si hamba jatuh dalam kejelekan maka
ia bersegera menyusulnya dengan hasanah (kebaikan).<br />
Hasanah sendiri adalah nama dari segala perbuatan yang dapat
mendekatkan seorang hamba kepada Allah l. Hasanah yang paling agung yang
dapat menolak kejelekan adalah taubat nashuha, istighfar, dan inabah
(kembali) kepada Allah l dengan mengingat dan mencintai-Nya, takut dan
berharap kepada-Nya, serta berambisi untuk meraih keutamaan-Nya pada
setiap waktu.<br />
Termasuk hasanah yang dapat menolak kejelekan adalah memaafkan
manusia, berbuat baik kepada makhluk Allah l, menolong orang yang sedang
ditimpa musibah, memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan,
menghilangkan kemadharatan dan kesempitan dari hamba-hamba Allah l.
Allah l berfirman:<br />
“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan.” (Hud: 114)<br />
Rasulullah n bersabda:<br />
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ
إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ
الْكَبَائِرُ<br />
“Shalat yang lima, Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan,
merupakan penghapus kesalahan yang dilakukan di antaranya, selama
dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 233)<br />
Banyak lagi dalil lain yang menunjukkan diperolehnya ampunan berkat amalan ketaatan.<br />
Musibah yang menimpa seorang hamba juga merupakan penghapus
kesalahan. Karena tidaklah seorang mukmin ditimpa kesedihan, gundah
gulana, sakit bahkan sekadar tertusuk duri melainkan Allah l akan
menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana dikabarkan dalam hadits
Abu Hurairah z yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 5641) dan Muslim
(no. 2753).<br />
Musibah itu bisa berupa hilangnya sesuatu yang dicintai, atau terkena
sesuatu yang dibenci pada tubuh, hati ataupun harta, baik yang sifatnya
di dalam ataupun di luar. Musibah ini bukan sengaja dilakukan hamba
terhadap dirinya. Karena itulah Rasulullah n memerintahkan seorang yang
tertimpa musibah untuk melakukan amalan yang merupakan perbuatannya,
dilakukan dengan kesadarannya, yaitu menyusul kejelekan yang terlanjur
dilakukan atau kejelekan yang menimpa dirinya dengan kebaikan.<br />
Pada akhirnya Rasulullah n berpesan, “Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”<br />
Akhlak baik terhadap manusia yang pertama adalah menahan diri dari
mengganggu mereka dari segala sisi. Memaafkan keburukan mereka dan
gangguan mereka terhadapmu, kemudian engkau bermuamalah dengan mereka
dengan muamalah yang baik dalam ucapan maupun perbuatan. Termasuk akhlak
baik yang paling khusus adalah sabar menghadapi mereka, tidak jenuh
dengan mereka, berwajah cerah, berkata lembut, berucap indah yang
menyenangkan teman duduk, memberikan kegembiraan pada teman,
menghilangkan rasa tidak enak di hati mereka, dan terkadang memberikan
gurauan jika memang ada maslahat. Akan tetapi tidak sepantasnya banyak
bergurau atau guyonan. Karena bercanda dalam ucapan seperti garam pada
makanan. Kalau tidak ada garam, makanan terasa hambar, namun bila
terlalu banyak makanan menjadi asin. Dengan demikian, bila bercanda ini
tidak ada atau sebaliknya melebihi batasan, maka menjadi tercela.<br />
Termasuk akhlak yang baik adalah bergaul kepada manusia dengan apa
yang pantas bagi mereka dan sesuai dengan keadaannya, dengan memandang
apakah orang yang diajak bergaul itu masih kecil atau sudah besar,
berakal atau terbelakang, seorang alim ataukah orang yang jahil/bodoh.<br />
Sungguh, siapa yang bertakwa kepada Allah l, merealisasikan takwanya
dan bergaul baik kepada manusia dengan perbedaan tingkatan mereka
berarti ia telah mencapai kebaikan secara keseluruhan, karena ia telah
menegakkan hak Allah l dan hak para hamba. Juga karena ia termasuk orang
yang berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah l dan berbuat ihsan
terhadap hamba-hamba Allah l.<br />
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.<br />
(Dinukil Ummu Ishaq Al-Atsariyyah dari kitab Bahjatu Qulubil Abrar wa
Qurratu ‘Uyunil Akhyar fi Syarhi Jawami’il Akhbar, karya Al-’Allamah
Abdurrahman ibnu Sa’di t, hal. 48-50)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-65821846999090191092013-02-16T19:38:00.000-08:002013-02-16T19:38:01.777-08:00Jenis-Jenis Potensi Yang Ada Pada Diri Manusia <div style="text-align: justify;">
Menurut Fuad Nashori (2003: 89) manusia memiliki beragam potensi diantaranya adalah sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
1) <strong> Potensi Berfikir</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Manusia memiliki potensi berfikir.Seringkali Alloh menyuruh manusia untuk berfikir.<em>Maka berfikir</em>.
Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia memiliki potensi
berfikir. Maka, dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki potensi
untuk belajar informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai
informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.</div>
<span id="more-48"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
2) <strong> Potensi Emosi</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Potensi yang lain adalah potensi dalam
bidang afeksi/emosi. Setiap manusia memilki potensi cita rasa, yang
dengannya manusia dapat memahami orang lain, memahami suara alam, ingin
mencintai dan dicintai, memperhatikan dan diperhatikan, menghargai dan
dihargai, cenderung kepada keindahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) <strong> Potensi Fisik</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Adakalanya manusia memilki potensi yang
luar biasa untuk membuat gerakan fisik yang efektif dan efisien serta
memiliki kekuatan fisik yang tangguh.Orang yang berbakat dalam bidang
fisik mampu mempelajari olah raga dengan cepat dan selalu menunjukkan
permainan yang baik.</div>
<a name='more'></a>
<div style="text-align: justify;">
4) <strong> Potensi Sosial</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik potensi sosial yang besar
memiliki kapasitas menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain.
Kemampuan menyesuaikan diri dan mempengaruhi orang lain didasari
kemampuan belajarnya, baik dalam dataran pengetahuan maupun ketrampilan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Slamet Wiyono (2006:38) potensi
diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia
sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan
dengan sistem makhluk ciptaan Alloh lainya, seperti binatang, malaikat,
jin, iblis dan setan. Apabila diidentifikasi, potensi-potensi yang
telah ada pada diri manusia adalah akal pikiran, hati dan indera.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan menurut Hery Wibowo (2007: 1)
minimal ada empat kategori potensi yang terdapat dalam diri manusia
sejak lahir yaitu, potensi otak, emosi, fisik dan spiritual dan semua
potensi ini dapat dikembangkan pada tingkat yang tidak terbatas. Ahli
lain berpendapat bahwa manusia itu diciptakan dengan potensi diri
terbaik dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain, ada empat macam
potensi yang dimiliki oleh manusia yaitu, potensi intelektual,
emosional, spiritual dan fisik (Udo Yamin Efendi Majdi, 2007).</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari beberapa pendapat di atas ada empat
macam komponen potensi yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu,
potensi otak/intelektual, potensi emosi/kecerdasan emosi, potensi
fisik/kecerdasan fisik serta potensi spiritual/kecerdasan spiritual.
Masing-masing potensi akan akan dijabarkan sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1) Potensi Otak/intelektual</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Hery Wibowo (2007: 19) potensi
yang terbesar manusia adalah otak.Otak merupakan salah satu karunia
paling hebat yang diberikan Tuhan.Otak mengatur seluruh fungsi tubuh,
mengendalikan seluruh perilaku dasar manusia makan, bernafas,
metabolisme tubuh dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Para ahli psikologi sepakat bahwa otak
manusia adalah sumber kekuatan dahsyat yang dimiliki oleh manusia.Mereka
mengklasifikasikan otak menjadi dua klasifikasi.Yaitu otak kiri dan
otak kanan.Secara ringkas otak kiri berfungsi untuk menghafal/mengingat,
logika/berhitung, menganalisis, memutuskan dan bahasa, sedangkan otak
kanan berfungsi untuk melakukan aktifitas imajinasi/intuisi,
kreasi/kreatifitas, inovasi/seni (Slamet Wiyono, 2006).</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2) Potensi Emosi</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Dwi Sunar P (2010: 129)
kecerdasan emosional atau yang biasa kita kenal dengan EQ adalah
kemampuan seseorang untuk menerima, menilai dan mengelola, serta
mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya. Dalam hal ini
emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Daniel Goleman (dalam Dwi Sunar P, 2010:
14) menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya
sekitar 20% dan sisanya yang 80% ditentukan oleh serumpun faktor-faktor
yang disebut kecerdasan emosional. Dari nama tehnis itu ada yang
berpendapat bahwa kalau IQ mengangkut fungsi pikiran, EQ mengangkut
fungsi perasaan. Orang yang ber-EQ tinggi akan berupaya menciptakan
keseimbangan dalam dirinya dan bisa mengubah sesuatu yang buruk menjadi
sesuatu yang positif dan bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>3) Potensi Fisik</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Mulyaningtyas & Hadiyanto
(2007: 90-91) Potensi fisik atau kecerdasan fisik adalah masalah yang
menyangkut kekuatan dan kebugaran otot sekaligus kekuatan dan kebugaran
otak dan mental.Orang yang seimbang fisik dan mentalnya memiliki tubuh
yang ideal serta otak yang cerdas.Kecerdasan fisik atau PQ (<em>physical Quotient</em>) juga dianggap sebagai dasar dari elemen IQ (<em>Intellegence Quotient</em>) dan EQ (<em>Emotional Quotient</em>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>4) Potensi Spiritual</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Danah Zohar penggagas istilah tehnis
SQ(dalam Dwi Sunar P, 2010: 14) mengatakan bahwa IQ bekerja untuk
melihat keluar (mata pikiran), dan EQ bekerja mengolah yang didalam
(telinga perasaan), maka SQ (<em>spiritual quotient</em>) menunjuk pada kondisi “pusat diri”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan
manusia yang paling tinggi. Pokok dari SQ adalah kemampuan seseorang
untuk memahami keberadaan Tuhan, memahami hakikat diri secara utuh,
hakikat dibalik realitas, membedakan yang benar dan yang salah serta
kemampuan memaknai bahwa kehadiran kita entah profesi atau status kita
mampu membuat orang lain merasa dihargai dan mempunyai penghargaan
(Mulyaningtyas & Hadiyanto, 2007).</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-29080952589241483922013-02-16T19:36:00.001-08:002013-02-16T19:36:34.332-08:00Pengertian Potensi Diri kata <strong>potensi</strong> itu adalah serapan dari bahasa Inggris: <em>potencial</em>.
Artinya ada dua kata, yaitu, (1) kesanggupan; tenaga (2) dan kekuatan;
kemungkinan.Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, <strong>definisi potensi</strong>
adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan,
kekuatan, kesanggupan, daya.Intinya, secara sederhana, potensi adalah
sesuatu yang bisa kita kembangkan.Sedangkan diri masih manurut Udo
Yasmin Efendi Majdi (2007: 92) adalah akumulatif dari pikiran kita. Jadi
<strong>Potensi diri</strong> adalah kemampuan yang kita miliki yang bisa dikembangkan.
<br />
<span id="more-43"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
Menurut Slamet Wiyono(2006:37) <strong>potens</strong>i
dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih
terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu
kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian <strong>potensi diri</strong>
manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang masih
terpendam didalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu
manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Apabila pengertian potensi
manusia dikaitkan dengan pencipta manusia, Alloh SWT, maka <strong>potensi diri</strong>
manusia dapat diberi pengertian sebagaikemampuan dasar manusia yang
telah diberikan Alloh SWT sejak dalam kandungan ibunya sampai pada saat
tertentu (akhir khayat), yang masih terpendam didalam dirinya, menunggu
diwujudkan menjadi sesuatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia
didunia ini dan diakhirat nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut Endra K (2004: 6) potensi bisa
disebut sebagai kekuatan, energi, atau kemampuan yang terpendam yang
dimiliki dan belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi diri yang
dimaksud disini suatu kekuatan yang masih terpendam yang berupa fisik,
karakter, minat, bakat, kecerdasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam
diri tetapi belum dimanfaatkan dan diolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Sri Habsari (2005: 2)
menjelaskan, potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki
oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik.
Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik,
perilaku dan psikologis yang dimiliki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa “<em>potensi
diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki oleh seseorang yang masih
terpendam dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan jika didukung
dengan latihan dan sarana yang memadai</em>“</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-69872914930416538662013-02-16T19:33:00.000-08:002013-02-16T19:33:08.452-08:00Kenapa Harus Menjauhkan Diri Dari Prasangka Buruk? <strong>Prasangka</strong> merupakan dugaan terhadap sesuatu yang beum tentu benar adanya. Tidak semua <strong>prasangka</strong> adalah buruk karena ada prasangka yang bersifat baik ataau positif dan ada pula prasangkan yang bersifat buruk atau negative. <strong>Prasangka baik</strong> atau positif adalah jalan Alloh, sedangkan <strong>prasangka buruk</strong>
atau negative adalah jalan setan. Untuk mencapai keberhasilan dan
kebahagiaan hidup maka manusia di ajarkan agara jangan terlalu banyaak
berprasangkan terhadap orang lain, karena sebagian persangkaan adalah
perbuatan dosa (Slamet Wiyono, 2006)<br />
Alloh berfirman:<br />
<em>Hai orang yang beriman, janganlah terlalu banyak sangka
menyangka. Sungguh sebagian persangkaan adalah dosa. Janganlah saling
memata-matai, dan janganlaah saling memfitnah…”(QS.Al Hujuraat: 12)</em><br />
<strong>Nabi SAW bersabda</strong>, “Jauhilah prasangka (buruk),
sebab prasangka (buruk) adalah dusta yang paling buruk. Seseorang juga
pernah bertanya pada Amirul mukminin Ali, “Berapa jarak antara benar dan
salah?” Beliau meletakkan empat jari tangannya di antara mata dan
telinga lalu menjawab, “Apa yang kau lihat adalah benar, dan sebagian
besar yang di dengar oleh telingamu tidaklah benar (Gulam Reza Sultani,
2006).<br />
<strong>Ciri-Ciri Prasangka Buruk</strong><br />
Menurut Khalil A. Khavari (2000) orang yang berprasangka hampir
selalu membenarkan sikap negatifnya dengan menunjuk sifat buruk yang di
anggap mencirikan kelompok sasarannya: Mereka bodoh dan malas, memiliki
cara hidup kotor, dan seterusnya.<br />
<strong>Penyebab prasangka buruk</strong><br />
Ada berbagai penyebab munculnya <strong>prasangka<strong> buruk</strong> </strong>.
Goldorn Allport yang di kutip oleh soelaeman (dalam Antonius Athosoki
Gea, dkk, 2005). Menyebutkan ada lima pendekatan dalam menentukan
terjadinya prasangka, yakni:<br />
<ol>
<li><strong>Pendekatan historis</strong>. Orang berprasangka kerena dia
memang sudah di persiapkan dalam lingkungan ataua kelompoknya untuk
hidup berprasangka kepada orang atau kelompok tertentu.</li>
<li><strong>Pendekatan sosio-kultural dan situasional</strong>. Pendekatan ini menekankan pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya suatu prasangka, khususnya perbedaan-perbedaan.</li>
<li><strong>Pendekatan kepribadian</strong>. Pendekatan ini mengatakan
bahwa seseorang berprasangka karena ia merasa frustasi, dan akibatnya ia
berlaku agresif. Frustasi terjadi ketidakmampuan melakaukan perlawanan
tepat terhadap keadaan yang menekan diriya.</li>
<li><strong>Pendekatan fenomenalogis</strong>. Pendekatan ini menekankan
pada bagaimana individu memandang dan mempersiapkan lingkungan.
Prasangka timbul berdasarkan persepsinya. Bisa terjadi bahwa sesuatu
yang sudah menjadi penyebab timbulnya prasangka. Misalnya orang yang
selalu berprasangkand dengan ibu atau anak tiri.</li>
<li><strong>Pendekatan naïve</strong>. Pendekatan ini menyoroti objek
prasangka dan tidak menyoroti individu berprasangka. Umpamanya, orang
“A” brprasangkan pada orang “B” lebih dissebabkan oleh sifat yang di
miliki oleh orang “B” itu sendiri. Seperti: malas, kotor, bodoh, dsb</li>
</ol>
<strong>Dampak Negatif Prasangka Buruk</strong><br />
Menurut Khalil A. Khavari (2000) orang-orang selalu menjadi korban
prasangka. Korban-korban ini menanggung berbagai dampak negative.
Sebagian dampak negative itu adalah sebagai berikut:<br />
<ul>
<li><strong>Neurotisisme</strong>. Kecemasan, tergerusnya kepercayaan
diri dan skit hati dapat menjadi satu komplikasi dan menimbulkan beragam
penyakit psikologis.</li>
<li><strong>Ketakutan</strong>. Menajdi terlalu berhati-hati. Mengalami
kesulitan besar untuk memapak orang-orang dan tempat-temapat yang
mengganggu, menolak, dan menghinanya.</li>
<li><strong>Penyangkalan</strong>. Jika mungkin, menyangkal keanggotaan
dirinya pada kelompok sasaran prasangka. Misalnya dia mengubah namanya
untuk menyamarkan identitasnya</li>
<li><strong>Menarik diri</strong>. Pindah kedaerah lain, menacari pekerjaan lain</li>
<li><strong>Apatis</strong>. Berusaha menyembunyikan perasaannya yang
terluka dengan berpura-pura tak merasa terluka dan tak terganggu oleh
perlakuan buruk yang di alamtkan kepadanya.</li>
<li><strong>Membadut</strong>. Menertawakan diri sendiri dan
kelompoknya. Berpura-pura bahwa segalanya adalah lelucon besar, dan
mengamini pelakuan kasar kawan-kawannya.</li>
<li><strong>Militan</strong>. Memberontak dan melawan penindasnya.
Reaksi kasar ini dapat mendorongnya berbuat antisocial dan menggalang
gerakan secara kelompok</li>
<li><strong>Agresi internal</strong>. Menjadikan kelompoknya sendiri
sebagai sasaran rsas frustastasi dan kemarahannya dengan aktif mencela
dan menganiaya anggota kelompoknya.</li>
<li><strong>Agresi eksternal</strong>. Menjadikan kelompok lain, adatnya yang lebih lemah, sebagai sasaran rasa frustasi dan kemarahannya.</li>
</ul>
<strong>Metode Pengobatan Penyakit Berbahaya Ini</strong><br />
Menurut Gulam Reza Sultani (2006) Penyakit mematikan ini dapat di
obati dengan dua metode. Pertama, orang harus mengenali penyakit ini dan
senantiasa mencamkan akibat-akibat burukunya. Kedua, dia harus berusaha
sekuat tenaga agar kultur Islam yang mulia mendominasi dirinya dan
masyarakatnya, selalu bahwa Alloh senantiasa mengawasi dan melindungi
kita bahwa Dia adalah Mahatahu, Alloh Maha Melihat lagi Maha Mengetahui.
Dia pasti tahu bahkan pemikiran dan imajinasi kita: “Dia mengetahui
(pandangan) mata yang khianat dan apa yang di sembunyikan di hati.” (QS
Al Mu’min 40:19)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-40730223418010049902013-02-16T19:30:00.000-08:002013-02-16T19:30:27.198-08:00Mengajar Dengan Empati dan Cinta Salah satu hal yang paling berbahaya dilakukan guru apabila
menganggap peserta didik sebagai objek pendidikan, yang tidak memiliki
perasaan, tidak memilki masalah dan akan mampu menerima segala informasi
yang mereka sampaikan.<br />
Dan ternyata di dunia pendidikan kita masih ada guru-guru semacam
itu. Mereka menghukum seenaknya, membuat pernyataan yang menjatuhkan
bahkan tidak jarang juga guru yang masih melakukan tindak kekerasan
untuk memberikan pelajaran kepada sang murid.<br />
Hal-hal di atas sungguh disayangkan, karena jujur mutu pendidikan tidak akan berubah jika perilaku gurunya masih seperti itu.<br />
Apa yang menyebabkan itu terjadi?<br />
Para ahli pendidikan sering menjelaskan bahwa mengajar itu harus
penuh empati dan rasa cinta. Empati kepada murid dan cinta kepada
pekerjaan mereka. Jika ada kasus seperti yang dipaparkan sebelumnya,
saya memprediksi bahwa guru-guru tersebut kurang memiliki rasa empati
dalam mengajar dan kurang cinta terhadap pekerjaan merek.<br />
Mungkin akan ada yang membantah begini? Enak saja dibilang tidak
cinta, saya tiap hari masuk kok, banyak mengikuti seminar, kalau pun
saya memperlakukan siswa seperti itu, semua demi kebaikan mereka”.
Mungkin yang disampaikan tersebut benar, tapi sayangnya banyak dari
mereka yang tiap hari masuk hanya sekedar rutinitas, banyak juga yang
mengikuti seminar karena untuk memperbanyak tunjangan. Hehe..<br />
Tapi tidak usah berkecil hati, ada juga kok guru yang mengajar
benar-benar tulus, dia ngajar penuh empati dan penuh cinta terhadap
murid dan pekerjaannya. Bahkan dia rela mengeluarkan uang pribadi hanya
karena ingin berdedikasi buat dunia pendidikan. Namun harus diakui bahwa
keberadaan guru yang seperti ini tidak banyak. Karena bukan rahasia
bahwa sebagian besar mutu guru di Indonesia masih dalam kategori rendah.<br />
Terus bagaimana kita harusnya mengajar?<br />
Pertama, mengajarkan dengan empati. Artinya cobalah kita mau
merasakan apa yang dirasakan oleh siswa. karena sering juga saya menemui
bahwa siswa itu banyak masalah, tertekan dengan pelajaran yang terlalu
sulit, bahkan tidak jarang mereka tidak mendapatkan motivasi belajar
dari keluarga. Jika yang ada seperti ini apakah mungkin materi pelajaran
yang kita berikan mereka terima. Saya rasa kecenderungannya kecil. Tapi
kalau kita mau mencoba melihat dari sisi siswa, mereka itu butuh di
mengerti, dipahami, bahkan kalau perlu dibantu mencari solusi atas
permasalahan yang mereka cinta.<br />
Kedua, Cintailah pekerjaan Anda seperti anda mencitai istri,suami,
anak, atau kekasih Anda. Saya yakin apapun akan Anda lakukan untuk orang
yang Anda cintai. Bahkan terkadang anda rela melakukan apa saja asal
mereka bahagia. Sebagai guru andapun bisa mencintai pekerjaan Anda
layaknya Anda mencintai orang yang Anda cintai. Tentu cinta yang
ditunjukkan agak sedikit berbeda, namun tujuannya sama yaitu ingin
memberikan yang terbaik sesuatu atau orang yang Anda cintai.<br />
Tingkatkan empati kita dan penuhi rasa cinta, dengan begini insya
Allah kita adalah calon-calon guru yang benar-benar menjadi agen dari
perubahan, dan akan menjadi salah satu pilar kemajuan suatu bangsa.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-55988858491176088402013-02-16T19:05:00.001-08:002013-02-16T19:05:05.854-08:00Belajar Mengambil Keputusan Yang Tepat <strong>Belajar mengambil keputusan secara</strong> <strong>tepat</strong>
adalah salah satu hal yang penting bagi orang-orang yang ingin maju,
dan maraih kesuksesan hidup. Di sadari atau tidak, kita selalu di
hadapakan pada berbagai macam setiap hari, setiap waktu dan setiap saat.
Dan keputusan yang kita ambil tersebut akan berdampak pada kehidupan
kita saat itu atau di masa yang akan datang. Salah mengamabil keputusan
maka anda harus bersiap untuk menaggung resiko dari keputusan tersebut.<br />
Sebuah contoh kecil saya pernah punya teman yang bisa di katakana
gagal dalam mengambil sebuah keputusan. Pada saat itu ia di hadapkan
pada keputusan tentang investasi usaha, yang menurut dia akan menjadikan
dia menjadi orang kaya. Tanpa sebuah pertimbangan yang panjang, teman
saya tersebut memutuskan menginvestasikan uangnya untuk sebuah usaha
yang di yakini akan mengantarkannya pada kesuksesan. Tapi saya tahu
betul bahwa teman saya tidak punya pengalaman yang cukup tentang dunia
usaha yang akan di masukinya. Cerobohnya teman saya, ia tidak pernah mau
mencar informasi tentang usahaa tersebut, bahkan dia tidak pernah mau
mendiskusikan hal iti dengan temana-temannya yang lain, yang sudah punya
pengalaman di bidang usaha seperti yang ia jalani. Alhasil selang
beberapa bulan ia harus menerima pil pahit bahwa ia kena tipu dan semua
uangnya raib di bawa orang. Yang paling parah hal itu berdampak pada
kehidupan keluarganya, karena keadaan keuangan keluarga melemah,
akhirnya si istripun pergi merantau untuk mencari uang. Lagi-lagi
masalah datang, setelah beberapa bulan istrinya merantau, si istri
menggungat cerai teman saya, dan dalam proses yang tidak begitu lama,
mereka berdua resmi bercerai. Apapun yang terjadi dalam kehidupan teman
saya tersebut, harusnya menjadi sebuha pelajaran bagi kita bahwa salah
mengambil keputusan, bisa berdampak buruk pada kehidupan kita.<br />
Contoh narasi di atas hanya satu contoh kecil tentang pentingnya
mengambil keputusan secara tepat. Saya yakin hal serupa juga sering anda
lihat di lingkungan sekitar anda. memang tidak bisa pungkiri bahwa di
dunia ini tidak seorangpun lahir dengan kemampuan mengambil keputusan
dengan baik. Dengan kata lain kemampuan mengambil keputusan butuh proses
belajar dan pengalaman yang memadai, hingga akhirnya seseorang mampu
mengambil keputusan secara tepat.<br />
<h1>
Manajemen pengambilan keputusan</h1>
Menurut Maria Assumpta Rumanti (2002) Proses mengambil keputusan pada
dasarnya terletak pada pengetahuan yang sangat akurat dan berbeda-beda.
Hal tersebut tergantung pada permasalahannya. Dengan kata lain, untuk
mengambil keputusan perlu manajemen yang baik banyak melakukan
pertimbangan.<br />
<ol>
<li>Manajemen yang bagaimana? Mana yang mendapat tekanan?Ingat pada
perencanaan, pengorganisasian, pendelegasian, pengawasan, evaluasi per
kegiatan dan evaluasi keseluruhan. Keempatnya saling berkaitan, tetapi
bisa jadi tidak mempunyai bobot yang sama</li>
<li>Fase-fase proses pengambilan keputusan, dari informasi, masalah yang
masuk, perencanaan, gambaran masalah, pertimbangan, keutusan</li>
<li>Penentuan masalah pokok, perlu alternative masalah</li>
<li>Alternatif yang d temukan perlu di olah</li>
<li>Alternatif masalah yang di analisis lagi untuk kemungkinan munculnya alternative lain</li>
<li>Pilihan dari alternative</li>
<li>Memperhatikan hal-hal yang memeprngaruhi proses pengambilan keputusan</li>
<li>Pengambilan keputusan dan kaitannya dengan struktur organisasi</li>
<li>Pengambilan keputusan, hubungannya dengan komunikasi</li>
<li>Pengambilan keputusan, hubungannya denfgan rasionalitas</li>
<li>Macam-macam pengambilan keputusan</li>
</ol>
<h1>
Langkah Mengambil Keputusan Secara Tepat</h1>
Dari berbagai macam keterangan di atas di bawah ini saya akan
menunjukkan bagaimana langkah-langkah mengambil keputusan secara tepat.
Langkah-langkah tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:<br />
<br />
<strong>Mengenali masalah</strong><br />
Sebelum mengambil keputusan maka hal pertama yangh harus anda lakukan
adalah mengenali masalah yang anda hadapi. Deskripsikan masalah anda
denngan jelas, kalau perlu catatlah dalam buku pribadi anda supaya anda
bisa lebih memahami masalah yang ada hadapi secara jelas. Banyak sekali
orang yang memiliki masalah, tapi mereka sendiri tidak bisa merumusakan
masalah tersebut, sehingga sulit bagi mereka untuk mengambil sebuah
keputusan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Jadi mengenali masalah, mengetahui latar belakang penyebab masalah
adalah faktor utama dalam mengambil sebuha keputusan secara tepat.<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Tetapkan tujuan</strong><br />
Setelah anda mampu menganali dan merumusakan masalah yang anda hadapi
langkah kedua adalah menetapkan tujuan. Orang yang tidak dapat
mencerminkan diri mereka akan berakhir dengan membuat keputusan yang
buruk karena mereka tidak benar-benar tahu apa yang mereka inginkan
sebagai prioritas atau tidak tahu tujuan yang ingin mereka capai.”
Sebelum menginginkan sesuatu yang baru, tanyakan pada diri sendiri:
Apakah saya benar-benar menginginkan sesuatu yang berbeda? Jangan
membuat keputusan hanya didasarkan pada masalah egosime sesaat, karena
hal itu akan merugikan anda<br />
<br />
<strong>Mengumpulkan informasi</strong><br />
Langkah selanjutnya yang harus anda lakukan adalah mencari informasi.
Tanpa sebuah informasi yang komprehensif, tentunya akan sulit bagi kita
untuk memutuskan sesuatu secara tepat. Untuk itu tugas yang harus anda
lakukan adalah melaukan observasi, malakukan wawancara, membaca buku,
browsing internet, melakukan survey langsung, dan lain-lain. Tapi perlu
di ingat juga informasi yang anda kumpulkan harus relefan dengan
masalah yang anda hadapi, karena kalau tidak anda akan mambuang banyak
waktu dan tenaga dan hasilnyapun tidak akan efektif.<br />
<br />
<strong>Mencari opsi atau pilihan alternatif lain.</strong><br />
Dalam mengambil sebuah keputusan yang tepat, maka anda harus mampu
melakukan berbagai macam pertimbangan, dan mengetahui berbagai macam
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi atas keputusan yang akan anda
ambil. Untuk mencapai hal ini, tentunya anda butuh banyak opsi atau
pilihan. Tapi perlu di ketahui juga opsi dan pilihan yang anda buat
jangan terlalu banyak, karena hal ini akan membuat anda semakin sulit
mengambil keputusan. Untuk menghindari opsi pilihan yang terlalu banyak,
anda harus mampu mengolah informasi yang anda peroleh dengan baik.<br />
<br />
<strong>Melakukan analisis</strong><br />
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis, dalam melakukan
analisis di butuhkan rasional berpikir yang lebih. Setiap opsi keputusan
pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan, untuk itu anda harus mempu
mengetahui mana opsi yang paling masuk akal dan paling mungkin untuk di
terakan. Krena terkadang ada sebuah psi keputusan yang bagus, tapi sulit
untuk di realisasikan. Dari itulah perlu sekali anda melaukan analisi
terhadap opsi yang sudah anda tentukan dengan menggunakan akal yang
sehat dan pikiran yang jernih.<br />
<br />
<strong>Diskusikan dengan ahli</strong><br />
Pada tahap ini, saya tidak mengharuskan karena mungkin akan
membutuhkan biaya yang lebih, tapi kalau anda mampu melakukannya, ini
bisa jadi alternative yang cukup baik bagi anda. tapi kalau misalnya
anda punya teman yang punya kemampuan ini bisa kita menfaatkan. Jangan
malu-malu untuk bertanya, supaya keputusan yang akan anda ambil,
benar-benar keputusan terbaik yang telah melalui berbagai macam proses
pertimbangan yang matang.<br />
<br />
<strong>Berdoalah</strong><br />
Selain anda melakukan berbagai macam usaha di atas, maka hal yang
tidak boleh anda tinggalkan adalah berdoa. Seperti kita tahu bahwa
manusia hanya bisa merencanakan dan memutuskan tapi hasil akhir semua
akan menjadi hak sang pencipta. Untuk itulah perlu sekali anda berdoa
semoga keputusan yang anda pilih adalah keputusan terbaik bagi anda,
orang lain dan bagi sang pencipta.<br />
<br />
<strong>Lakukan keputusan tersebut</strong><br />
Setelah anda yakin dengan keputusan yang akan anda buat, maka lakukan
keputusan tersebut dengan senang hati. Kalau anda mengikuti
langkah-langkah di atas harusnya anda sudah memperoleh keyakinan dalam
mengambil keputusan, tapi tidak selamnya begitu, bisa saja terkadang
kita masih memiliki keraguan, karena keputusan yang di ambil masih
terasa sulit. Jika anda mengalami masalah seperti ini jangan pernah anda
menghindar, karena hal itu malah akan menjadikan masalah baru bagi
anda. Jadi jalankan keputusan anda dengan penuh keyakinan dan optimisme
yang tinggi.<br />
<br />
<strong>Lakukanlah evaluasi</strong><br />
Ini adalah tahap terakhir yang tidak boleh anda tinggalkan. Evaluasi
ini bisa anda lakukan melalui tiga tahap taitu evaluasi segera, evaluasi
jangka pendek dan evaluasi jangka panjang. Evaluasi jangka pendek anda
lakukan setelah keputusan anda ambil evaluasi perasaan anda dan ealuasi
keadaan lingkungan sekitara anda, dengan begitu anda akan melihat
bagaimana respon orang lain atas keputusan yang anda buat. Evaluasi
jangkan pendek bis anada lakukan setelah beberapa minggu, untuk
mengatahui dampak dari nyata dari keputusan yang anda lakukan, kalau
dampaknya ternyata belum terlalu signifikan, kita bis amenjadikan hal
ini sebaga bahan renungan untuk perbaikan diri ke depan. Evaluasi
jangkan panjang, kita lakukan untuk mengevaluasi keleluruhan hasil
keputusan anda setelah beberapa decade, maksimal dalam jangkan setengah
setahun anda harus sudah melakukan evaluasi ini, tujuannya adalah untuk
mempertimbangakan berbagai hal entah itu perbaikan, peningkatan atau
peninjauan kembali atas keputusan yang pernah anda ambil.<br />
<br />
Semoga bermanfaat!!!Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-52651518380086505332013-02-16T19:02:00.000-08:002013-02-16T19:02:12.836-08:00Cara Mengendalikan Emosi <strong>Mengendalikan emosi </strong>dalah salah satu cara yang akan
menjadikan diri kita lebih sehat mental dan komunikatif. Coba anda
bayangkan bagaimana rasanya jika diri ini di kuasai emosi? Saya sendiri
pernah merasakan bagaimana saat emosi mengendaliakan diri saya. Hal yang
jelas pernah saya rasakan adalah:<br />
<ol>
<li>Logika melemah, ada kecenderung berkata dan bersikap di luar kendali.</li>
<li>Kepala pusing, hal ini di akibatkana karena ion negative yang di pancarkan dari emosi yang tidak terkendali</li>
<li>Sulit di ajak berbicara</li>
<li>Energi terkuras habis, hal ini saya rasakan setelah emosi saya mulai
menurun dan saat itu juga saya merasa badan saya lemas dan sakit semua.</li>
<li>Adanya kegelisahan dan kecemasan di dalam diri, tapi saya sendiri
sulit menjelaskannya dengan kata yang menjadi penyebabnya. Yang saya
rasakan tiba cemas dan gelisah begitu saja.</li>
</ol>
Beberapa hal di atas adalah hal-hal yang pernah saya rasakan saat
emosi sedang mengendalikan diri saya. Saya yakin anda juga punya
pengalaman tersendiri, bagaimana saat anda sedang emosi. Terlepas dari
hal tersebut kita pasti sepakat bahwa emosi yang tidak terkendali tidak
akan membawa manfaat untuk diri kita apalagi terhadap orang lain.<br />
Marah adalah salah satu emosi yang harus kita waspadai dan kita
kendalikan. Marah boleh, tapi kalau tidak tepat situasi dan kondisnya
marah bisa menjadi boomerang buat diri kita sendiri. Untuk itulah perlu
sekali bagi kita untuk mengatahui bagaimana cara mengedalikan emosi
secara tepat.<br />
<h1>
Cara Mengendalikan Emosi</h1>
<strong>1. </strong><strong>Pergi dari sumber masalah</strong><br />
Ini hal pertama yang bisa anda lakukan. Kenapa harus pergi dari
sumber masalah supaya kita tidak berlarut terlalu dalam dalam emosi.
Misalnya saja anda sedang marah atau jengkel dengan seseorang, kalau
anda tetap di tempat dimana anda marah dan jengkel, maka akan sulit bagi
anda untuk meredam emosi, yang ada anda akan semakin tersulut amarah,
karena biasanya orang yang kita marah dan kita kengkeli juga gak mau
mengalah. Kalau dia mau mengelah dan pergi mungkin anda tidak perlu
pergi, tapi kalau dia tidak mau mengalah, maka sebaaiknya anda yang
mengalah. Pergi dari sumber masalah bukan berarti lari lo ya, tapi
menghindari untuk kebaikan.<br />
<strong>2. </strong><strong>Silahkan anda cuci muka atau ambil air wudhu.</strong><br />
Di percaya atau tidak air bisa mendinginkan emosi yang sedang
bergejolak. Hal ini sering saya lakukan ketika saya lagi dalam keadaan
emosi. Sejenak setelah mencuci muka atau wudhu, maka pikiran akan
sedikit lebih tenang. Kalau hal ini belum juga mempan maka silahkan anda
mandi keramas, siram semua badan anda dengan air.<br />
<strong>3. </strong><strong>Refresing atau merileks pikiran</strong><br />
Ada banyak cara untuk melepas kepenatan emosi. Carilah tempat yang
suasananya tenang. Kemudian carilah kenyamanan diri anda bisa dengan
tiduran sambil mendengarkan music slow, atau duduk-duduk sambil melihat
pemandangan alam, dan masih banyak lagi yang lain. Silahkan anda cari
sendiri kenyamanan anda.<br />
<strong>4. </strong><strong>Curhat dengan sahabat</strong><br />
Jika memang di perlukan anda bisa mencurahkan apa yang anda rasakan
kepada sahabat anda. Namun anda juga perlu hati-hati, curhatlah dengan
orang yang bisa di percaya dan bisa memahami anda. Jangan asal saja
cerita dengan orang lain.<br />
<strong>5. </strong><strong>Segera ambil solusi penyelesain masalah setelah emosi anda mereda</strong><br />
Setelah emosi anda mereda segeralah cari solusi untuk menyelesaikan
masalah yang anda hadapi. Jangan menunggu besok atau besok lagi, lebih
cepat anda menyelesaikan masalah maka itu lebih baik bagi diri anda dan
orang lain di sekitar anda.<br />
Beberapa hal di atas adalah sebuah opini jadi berhasil dan tidaknya
tergantung dari keseriusan anda untuk mengendalikan emosi. Kalau ada
yang tahu cara yang lain silahkan tambahkan di kotak kokentar. Semoga
bermanfaat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-84473863466466488552013-02-16T19:00:00.001-08:002013-02-16T19:00:31.171-08:00Cara Merubah Hari yang Buruk Menjadi Menyenangkan Dalam keadaan tertentu terkadang kita mendapati hari kita begitu
tidak menyenangkan. Kita bangun tidur dalam suasana hati yang tidak
menyenangkan, pekerjaan yang kita kerjakan terlalu berat, badan kita
capek bukan main, kita stres karena belum menemukan solusi permasalah
kita yang lalu, dan masih banyak lagi yang lain.<br />
Hal-hal ini sering kali mengganggu, membuat kita kesal dan kecewa.
Kita menyalahkan diri sendiri bahkan orang lain yang tidak tau apa-apa
bisa kena sasaran kemarahan kita.<br />
Jika keadaan seperti ini menyerang Anda, apakah Anda akan menghadapi
hari Anda dengan penuh rasa jengkel. Semoga saja tidak seperti itu. Saya
yakin Anda tetap ingin melakukan suatu hal yang terbaik dalam hari
Anda, meskipun keadaannya sedang kacau balau.<br />
Berikut ada beberapa cara yang bisa Anda terapkan untuk mengubah hari
buruk Anda menjadi lebih menyenangkan dan Anda akan tetap memenangkan
hari Anda dengan lebih baik.<br />
<strong>Cara 1. Banyak senyum</strong><br />
Hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biar terjadi,,,,(dewa 19)<br />
Tahu syair lagu itu kan,,,kalau Anda penikmat musik saya yakin tahu, tapi kalau gak tahu juga gak masalah.<br />
Baik, langsung saja pertama yang perlu Anda lakukan hanyalah
tersenyum, seberat apapun masalah yang Anda hadapi hari ini, cobalah
untuk tetap tersenyum. Mungkin Anda akan bilang bagaimana tersenyum lagi
jengkel kok..! Nah itu yang jadi masalah, kalau Anda terus jengkel
masalah gak selsai, malah keadaan bisa semakin memburuk. Tidak usah
terlalu memikirkan perasan dulu, yang perlu Anda lakukan hanya
tersenyum.<br />
Ni saya kasih tahu teman,Tersenyum akan membantu mengurangi stres
Anda, Anda akan menemukan diri Anda dalam suasana hati yang lebih baik
dan Anda akan dapat mengambil tindakan yang lebih positif. Penelitian
telah menunjukkan bahwa tersenyum melepaskan endorfin, pembunuh rasa
sakit alami, dan serotonin. Bersama tiga bahan kimia kuat membuat kita
merasa baik. Tersenyum adalah obat alami.<br />
Sekarang Pasang senyum termanis Anda, kemudian cobalah untuk memikirkan sesuatu yang negatif tanpa kehilangan senyum.<br />
<strong>Cara 2. Sharinglah dengan teman dekat Anda</strong><br />
Sharing dengan teman yang benar-baner peduli, akan sangat membantu
Anda dalam mengatasi perasaan galau yang Anda rasakan. Luangkan sedikit
waktu Anda untuk berbicara dengan orang-orang yang positif tersebut,
dengan begitu Anda akan lebih tenang dalam menghadapi masalah yang Anda
hadapi hari ini. Orang-orang ini tidak hanya akan membantu dan mendukung
Anda, tetapi akan membantu meningkatkan suasana hati Anda. Tapi
hati-hati memilih teman sharing, jangan sampai Anda sharing dengan
orang-orang yang negatif. Orang-orang negatif hanya akan membuat Anda
semakin galau.<br />
Jadi, sharinglah dengan teman yang positif dan bahagia, dengan begitu Anda akan terlular virus bahagaia<br />
<strong>Cara 3. Lakukan meditasi</strong><br />
Pernahkah Anda meditasi? Atau jangan-jangan Anda tidak pernah
meditasi, hehehe. Kalau belum pernah cobalah untuk melakukan meditasi,
cari tempat yang cukup tenang. Meditasi adalah alat yang fantastis untuk
membantu Anda masuk ke suasana hati yang lebih baik. Hanya lima menit
meditasi dapat memberikan Anda waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari
apa yang menekankan pikiran Anda. Hal ini juga membantu mematikan respon
stress dan membuat Anda kembali normal.<br />
<strong>Cara 4. Bersyukur</strong><br />
Bersyukur, ini adalah kunci kebahagiaan yang tidak bisa diragukan
kebenarannya. Tanyakan kepada diri sendiri apa yang Anda harus syukuri
hari ini. Cobalah temukan beberapa hal yang harus Anda syukuri. Jika ini
berhasil Anda lakukan, Anda akan mencapai pandangan baru pada hari itu
juga. Syukur memiliki tumpukan manfaat untuk mengatasi stres!
So,bersyukurlah dalam keadaan yang paling buruk sekalipun.<br />
<strong>Cara 5. Buatlah untuk <em>refreshing</em></strong><br />
Refreshing itu penting lo,…Jika Anda bisa mengambil waktu untuk
sekedar minum kopi atau untuk mendengarkan musik atau yang lain, Anda
akan bisa menekan rasa frustasi Anda. Atau Anda bisa juga melakukan
jogging, atau jalan santai. ini akan membantu Anda merasa lebih
baik. Jika Anda bisa melakukan beberapa hal ini, mungkin Anda bisa
mendapatkan hari Anda menjadi lebih baik, minimal Anda akan marasa lebih
semangat.<br />
<strong>Cara 6. Rubah persepsi Anda</strong><br />
Satu hal yang akan membuat perbedaan yang sangat besar adalah dengan
mengubah pandangan atau persepsi Anda dari situasi yang Anda hadapi
. Jika Anda mempertimbangkan situasi yang Anda hadapi sebuah ‘ancaman’
maka Anda bisa memaksa diri untuk memikirkan bahwa ini adalah
’tantangan’. Dengan ini Anda akan mulai melihat semua hal yang dapat
Anda lakukan, untuk membuat hari Anda menjadi lebih baik.<br />
<strong>Cara 7. Cobalah untuk mencari apa yang salah</strong><br />
Jika masalah datang menyerang pada hari-hari Anda, maka jangan hanya
mengeluh dengan menyalahkan diri sendiri dan orang lain. tapi cobalah
untuk mencari apa yang salah. Jika Anda merasa terlalu terbebani dengan
tugas yang sangat berat, cobalah untuk memecahnya ke dalam
langkah-langkah tindakan kecil. Jika Anda merasa tidak enak badan
segeralah pergi ke dokter atau bersitirahat, jangan mamaksakan diri jika
Anda memang dalam keadaan yang tidak sehat.<br />
<strong>Cara 8. Tetaplah tawakal dan berdoa</strong><br />
Untuk hal yang satu ini, tidak bisa Anda tinggalkan selain Anda
melakukan ke 7 hal sebelumnya, Anda pun harus tetap tawakal dan berdoa,
karena semua masalah ada solusinya. Tuhanlah yang akan menolong Anda,
melui berbagai upaya yang Anda lakukan tadi Tuhan pasti akan memberi
Anda kemudahan.<br />
Ke depalan hal di atas layak Anda coba, saya berharap ini akan membantu Anda dalam menghadapi hari-hari yang kurang baik.<br />
Jika Anda merasa punya cara-cara yang lain silahkan sharing dengan
menuliskannya di kolom komentar, Selamat mencoba dan nikmati hari Anda
dengan menyenangkan.<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-67853609714243018052013-02-16T18:58:00.002-08:002013-02-16T18:58:38.043-08:00Yakinlah Pertolongan Itu Pasti Ada Teman-teman dalam tulisan ini saya ingin berbagi dua cerita kepada
Anda. Cerita ini mengandung manfaat yang Insya Allah sangat berguna bagi
kita pada saat menghadapi kesusahan hidup.<br />
Cerita pertama berasal dari seorang kawan yang mengalami ujian hidup
harus berpisah dengan istri dan anaknya. Perpisahan tersebut diakibatkan
tidak adanya kecocokan antara kedua belah pihak. Karena kejadian ini
motivasi dan semangat teman saya mengendor. Pernah suatu ketika ia
berusaha untuk membujuk istri untuk baikan, namun apa yang terjadi ia
malah diusir.<br />
Setelah ditimpa masalah keluarga, ia harus di benturkan juga pada
masalah lain yaitu ia tidak punya pekerjaan. Ia pernah merasa
kebingungan karena uang sudah habis, ia hanya punya lima ribu rupiah.
Saat itu dia bingung mau di pakai untuk makan atau untuk biaya
transport. Diantara kebimbangan akhirnya dia memutuskan untuk sholat. Di
saat itu ia memohon diberikan jalan keluar oleh Allah, entah apa yang
ada dalam pikiran teman saya, ia pun memasukkan uangnya yang lima ribu
di kotak amal masjid. Tidak lama kemudian pertolongan Allah datang, ia
mendapatkan tawaran pekerjaan. Semenjak itu ia bekerja, kemudian ia
membuka usaha dan sekarang sudah punya usaha sendiri dan memiliki 4
karyawan dengan penghasilan tiap bulan yang bisa cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.<br />
Sedangkan cerita kedua berasal dari beberapa teman yang merantau ke
suatu wilayah yang jauh dari keramaian kota, bahkan bisa di bilang di
daerah pedalaman. Di daerah tersebut semua harga bahan baku dan minyak
sangat mahal. Namun begitu perputaran uang ditempat tersebut cukup
stabil sehingga penduduk setempat pun tetap mampu membeli kebutuhan
pokok dan minyak.<br />
Teman-teman saya ini datang ke sana dengan harapan bisa mengais
rejeki di wilayah tersebut. Namun Tuhan punya kehendak lain, pekerjaan
sepi teman-teman saya sering menganggur. Namun satu hal yang saya salut
dengan mereka, ditengah susahnya mencari uang mereka tetap tidak
melupakan sholat. Asal teman-teman tahu untuk melaksanakan sholat jumat
teman-teman saya harus mengeluarkan minimal 150-200ribu/orang untuk
transport. Karena mereka tidak hanya satu orang tentunya setiap hari
jumpat mereka harus mengeluarkan uang yang segitu banyak untuk pergi ke
masjid untuk sholat jumat. Seperti tadi saya katakan mereka jarang
bekerja, terus dari mana mereka dapat uang. Inilah salah satu
rahasianya, mereka mengatakan setiap hari jumat mereka selalu punya
uang. Tuhan selalu menolong mereka untuk tetap bisa menjalankan apa yang
sudah mereka niatkan dalam hati. Sungguh pertolongan Allah selalu ada
setiap saat untuk hambanya.<br />
Dari kedua cerita di atas ada satu hikmah yang bisa kita ambil, niat
baik dan doa adalah kunci jalan keluar. Dua cerita di atas menunjukkan
kepada kita bahwa sesulit apapun hidup kita harus senantiasa meluruskan
hati dan tindakan untuk tetap menjalankan perintah, memohon perlindungan
dan pertolongan dari Allah. Yakinlah pertolongan itu pasti ada.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-87331781506619656072013-02-16T18:56:00.003-08:002013-02-16T18:56:41.675-08:00Manusia itu tidak ada yang sempurna. Setiap saat dia bisa berbuat
salah dan lupa. Apa yang terjadi dalam hidup adalah ujian yang harus
ditempuh. Jadi tidak perlu kita mengeluh dan bersedih hati, apalagi
sampai protes kepada Tuhan dan berpikir Tuhan tidak adil. Membiarkan
diri dalam keadaan ini akan membuat kita sulit bersyukur atas apa yang
diberikan Tuhan.<br />
Mengeluh memang sudah menjadi kodrat dari manusia, tapi kita harus
bisa menyikapi hal tersebut secara tepat sehingga mengeluh kita pun
tepat sasaran. Sesekali mengeluh adalah hal yang wajar tapi jangan
menjadi kebiasaan. Karena kalau jadi kebiasaan akan menjadi karakter
yang akhirnya membuat kita menjadi orang tidak bersyukur.<br />
Ketika orang menghadapi musibah yang berat ia mengeluh, itu hal yang
sebenarnya wajar. Tapi yang sering terjadi, tidak di timpa musibah pun
kita mengeluh, jalanan macet kita, mengeluh, diberi tugas berat sedikit,
kita mengeluh. Di beri sakit sedikit kita mengeluh, gagal mendapat
pekerjaan kita mengeluh, tidak punya uang kita mengeluh, kepanasan kita
mengeluh, menunggu bus terlalu lama mengeluh, dimarahin sedikit
mengeluh, untung tidak banyak mengeluh, tidak bisa menemukan ide
mengeluh, pacar tidak sms mengeluh begitu seterusnya….Jika hal semacam
ini di biarkan dari mana kebahagiaan itu datang.<br />
Di dalam ajaran agama apapun saya yakin mengeluh adalah perbuatan
yang dilarang. Karena mengeluh menunjukkan sifat bahwa kita tidak
menerima apa yang menjadi ketetapan Tuhan, dan terkesan tidak mensyukuri
apa yang diberikan Tuhan. Seseorang mengeluh karena ia tidak mampu
melihat sesuatu dari sudut pandang yang positif. Pikirannya lebih banyak
dipengaruhi oleh bisikan-bisikan negatif yang akhirnya menggiring diri
pada rasa jengkel dan ketidakpuasan atas apa yang diberikan Tuhan.
Sebenarnya kalau kita mau berpikir lebih positif, diluar sana banyak
orang yang tidak seberuntung kita namun tetap tegar dalam menjalani
hidup. Sayangnya selama ini kita sering tidak peka dengan keadaan di
lingkungan sekitar kita.<br />
Kita memang harus waspada pada sifat yang satu ini, supaya kita tidak
dikatakan manusia yang tidak bersyukur. Asal kita tahu juga mengeluh
selain merugikan diri sendiri, juga akan membuat orang lain tidak nyaman
dengan sikap tersebut. Contoh ada orang yang setiap hari pekerjaannya
mengeluh tidak ada habisnya. Dalam hal-hal apapun dia mengeluh. Hampir
setiap hari ketika ia ketemu teman selalu mengeluh, tidak masalah sepele
gak masalah besar dia selalu mengeluh. Ketika itu sering kita lakukan
maka orang lain pun lama-lama ogah mendengarkan keluh kesah kita. Supaya
kita tidak menjadi manusia tukang mengeluh langkah yang harus di ambil
adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<strong>1. </strong><strong>Jangan hanya melihat dari sudut pandang diri sendiri</strong><br />
Kenapa manusia mengeluh? Pada umumnya manusai mengeluh karena ia
tidak bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Ia berpikir
bahwa hanya dirinya orang yang paling tidak beruntung tersebut. Padahal
jika mau melihat keluar dan mau membaca apa yang ada di luar sana masih
banyak orang yang tidak seberuntung dirinya. Jadi janganlah kita melihat
sesuatu dari sudut pandang kita sendiri. Ada kalanya kita juga harus
melihat permasalahan orang lain. Berlatihkan untuk peka terhadap apa
yang terjadi diluar diri kita. Dengan begitu kita akan lebih mudah
mensyukuri apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita.<br />
<br />
<a name='more'></a>
<strong>2. </strong><strong>Jangan turuti pikiran negatif</strong><br />
Saat pikiran negatif mulai muncul dalam pikiran, maka langkah yang
harus dilakukan adalah rileks. Kenapa harus rileks? Supaya pikiran tidak
di kuasai oleh energi-energi negatif. Dengan berusaha rileks, kita akan
lebih mudah berpikir positif dan mencoba menerima dengan apa yang
terjadi. Hal semacam ini pernah saya alami, di mana saya pernah sama
sekali tidak punya uang, tapi ada kebutuhan mendesak yang harus di
penuhi. Awalnya saya sangat gusar, bingung dan kemrungsung (<em>istilah orang jawa</em>).
Bagaimana tidak, kebutuhan tersebut segera di penuhi. Pikiran saya
kacau, saya sulit berpikir rasional. Seketika itu juga saya mulai
menyalahkan keadaan, menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan orang
lain. Untungnya saya segera sadar, hal ini tidak akan memberikan solusi.
Kemudian saya mencoba untuk mengambil nafas panjang, terus cuci muka,
dan berusaha untuk rileks sejenak. Alhasil tak lama kemudian jalan
keluar muncul. Jadi pikiran negatif sebernya bisa kita kendalikan dengan
kita mencoba untuk rileks dan tidak tegang.]<br />
<br />
<strong>3. </strong><strong>Bersikaplah realistis</strong><br />
Bersikap realistis adalah menerima keadaan diri dengan akal sehat.
Kalau memang kita harus terjebak dalam masalah. Maka kita harus
realistis. Ini adalah hal yang sudah terjadi, bukan lagi hal yang belum
terjadi. Masalah yang sudah terjadi bukan untuk di sesali, tapi
diselesaikan. Kini saatnya kita menyelesaikan masalah tersebut dengan
mencari solusi terbaik. Dan untuk mendapatkan solusi terbaik dan perlu
berusaha. Salah satu hal yang bisa di lakukan adalah meminta saran dari
saudara, teman, orang lain yang punya kemampuan. Setelah itu kita
lakukan serahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Dengan begitu ada bisa
mengendalikan diri untuk bisa menerima yang terjadi sebagi sebuah
pelajaran.<br />
<br />
<strong>4. </strong><strong>Ambil sisi positifnya</strong><br />
Setiap masalah yang terjadi pasti ada hikmahnya. Tapi untuk mengambil
hikmah dari apa yang terjadi di butuhkan kesadaran diri yang kuat.
Karena kalau tidak, kita tidak mungkin bisa keluar dari lingkaran
tersebut. Di sini kita harus banyak merenung dan introspeksi diri.
Supaya kita lebih mudah mengenali dan mamahami apa maksud Tuhan
memberikan kita masalah. Jadi hadapilah semua dengan senyuman.<br />
Dari berbagai ulasan di atas saya ingin mengatakan kepada diri saya
sendiri dan teman-teman “STOP MENGELUH”. mengeluh itu tidak ada
manfaatnya.<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-50465617743946651992013-02-16T18:56:00.001-08:002013-02-16T18:56:33.068-08:00Manusia itu tidak ada yang sempurna. Setiap saat dia bisa berbuat
salah dan lupa. Apa yang terjadi dalam hidup adalah ujian yang harus
ditempuh. Jadi tidak perlu kita mengeluh dan bersedih hati, apalagi
sampai protes kepada Tuhan dan berpikir Tuhan tidak adil. Membiarkan
diri dalam keadaan ini akan membuat kita sulit bersyukur atas apa yang
diberikan Tuhan.<br />
Mengeluh memang sudah menjadi kodrat dari manusia, tapi kita harus
bisa menyikapi hal tersebut secara tepat sehingga mengeluh kita pun
tepat sasaran. Sesekali mengeluh adalah hal yang wajar tapi jangan
menjadi kebiasaan. Karena kalau jadi kebiasaan akan menjadi karakter
yang akhirnya membuat kita menjadi orang tidak bersyukur.<br />
Ketika orang menghadapi musibah yang berat ia mengeluh, itu hal yang
sebenarnya wajar. Tapi yang sering terjadi, tidak di timpa musibah pun
kita mengeluh, jalanan macet kita, mengeluh, diberi tugas berat sedikit,
kita mengeluh. Di beri sakit sedikit kita mengeluh, gagal mendapat
pekerjaan kita mengeluh, tidak punya uang kita mengeluh, kepanasan kita
mengeluh, menunggu bus terlalu lama mengeluh, dimarahin sedikit
mengeluh, untung tidak banyak mengeluh, tidak bisa menemukan ide
mengeluh, pacar tidak sms mengeluh begitu seterusnya….Jika hal semacam
ini di biarkan dari mana kebahagiaan itu datang.<br />
Di dalam ajaran agama apapun saya yakin mengeluh adalah perbuatan
yang dilarang. Karena mengeluh menunjukkan sifat bahwa kita tidak
menerima apa yang menjadi ketetapan Tuhan, dan terkesan tidak mensyukuri
apa yang diberikan Tuhan. Seseorang mengeluh karena ia tidak mampu
melihat sesuatu dari sudut pandang yang positif. Pikirannya lebih banyak
dipengaruhi oleh bisikan-bisikan negatif yang akhirnya menggiring diri
pada rasa jengkel dan ketidakpuasan atas apa yang diberikan Tuhan.
Sebenarnya kalau kita mau berpikir lebih positif, diluar sana banyak
orang yang tidak seberuntung kita namun tetap tegar dalam menjalani
hidup. Sayangnya selama ini kita sering tidak peka dengan keadaan di
lingkungan sekitar kita.<br />
Kita memang harus waspada pada sifat yang satu ini, supaya kita tidak
dikatakan manusia yang tidak bersyukur. Asal kita tahu juga mengeluh
selain merugikan diri sendiri, juga akan membuat orang lain tidak nyaman
dengan sikap tersebut. Contoh ada orang yang setiap hari pekerjaannya
mengeluh tidak ada habisnya. Dalam hal-hal apapun dia mengeluh. Hampir
setiap hari ketika ia ketemu teman selalu mengeluh, tidak masalah sepele
gak masalah besar dia selalu mengeluh. Ketika itu sering kita lakukan
maka orang lain pun lama-lama ogah mendengarkan keluh kesah kita. Supaya
kita tidak menjadi manusia tukang mengeluh langkah yang harus di ambil
adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<strong>1. </strong><strong>Jangan hanya melihat dari sudut pandang diri sendiri</strong><br />
Kenapa manusia mengeluh? Pada umumnya manusai mengeluh karena ia
tidak bisa melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Ia berpikir
bahwa hanya dirinya orang yang paling tidak beruntung tersebut. Padahal
jika mau melihat keluar dan mau membaca apa yang ada di luar sana masih
banyak orang yang tidak seberuntung dirinya. Jadi janganlah kita melihat
sesuatu dari sudut pandang kita sendiri. Ada kalanya kita juga harus
melihat permasalahan orang lain. Berlatihkan untuk peka terhadap apa
yang terjadi diluar diri kita. Dengan begitu kita akan lebih mudah
mensyukuri apa yang telah terjadi dalam kehidupan kita.<br />
<br />
<a name='more'></a>
<strong>2. </strong><strong>Jangan turuti pikiran negatif</strong><br />
Saat pikiran negatif mulai muncul dalam pikiran, maka langkah yang
harus dilakukan adalah rileks. Kenapa harus rileks? Supaya pikiran tidak
di kuasai oleh energi-energi negatif. Dengan berusaha rileks, kita akan
lebih mudah berpikir positif dan mencoba menerima dengan apa yang
terjadi. Hal semacam ini pernah saya alami, di mana saya pernah sama
sekali tidak punya uang, tapi ada kebutuhan mendesak yang harus di
penuhi. Awalnya saya sangat gusar, bingung dan kemrungsung (<em>istilah orang jawa</em>).
Bagaimana tidak, kebutuhan tersebut segera di penuhi. Pikiran saya
kacau, saya sulit berpikir rasional. Seketika itu juga saya mulai
menyalahkan keadaan, menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan orang
lain. Untungnya saya segera sadar, hal ini tidak akan memberikan solusi.
Kemudian saya mencoba untuk mengambil nafas panjang, terus cuci muka,
dan berusaha untuk rileks sejenak. Alhasil tak lama kemudian jalan
keluar muncul. Jadi pikiran negatif sebernya bisa kita kendalikan dengan
kita mencoba untuk rileks dan tidak tegang.]<br />
<br />
<strong>3. </strong><strong>Bersikaplah realistis</strong><br />
Bersikap realistis adalah menerima keadaan diri dengan akal sehat.
Kalau memang kita harus terjebak dalam masalah. Maka kita harus
realistis. Ini adalah hal yang sudah terjadi, bukan lagi hal yang belum
terjadi. Masalah yang sudah terjadi bukan untuk di sesali, tapi
diselesaikan. Kini saatnya kita menyelesaikan masalah tersebut dengan
mencari solusi terbaik. Dan untuk mendapatkan solusi terbaik dan perlu
berusaha. Salah satu hal yang bisa di lakukan adalah meminta saran dari
saudara, teman, orang lain yang punya kemampuan. Setelah itu kita
lakukan serahkan semua hasilnya kepada Tuhan. Dengan begitu ada bisa
mengendalikan diri untuk bisa menerima yang terjadi sebagi sebuah
pelajaran.<br />
<br />
<strong>4. </strong><strong>Ambil sisi positifnya</strong><br />
Setiap masalah yang terjadi pasti ada hikmahnya. Tapi untuk mengambil
hikmah dari apa yang terjadi di butuhkan kesadaran diri yang kuat.
Karena kalau tidak, kita tidak mungkin bisa keluar dari lingkaran
tersebut. Di sini kita harus banyak merenung dan introspeksi diri.
Supaya kita lebih mudah mengenali dan mamahami apa maksud Tuhan
memberikan kita masalah. Jadi hadapilah semua dengan senyuman.<br />
Dari berbagai ulasan di atas saya ingin mengatakan kepada diri saya
sendiri dan teman-teman “STOP MENGELUH”. mengeluh itu tidak ada
manfaatnya.<br />
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-81415856692249587512013-02-16T18:53:00.001-08:002013-02-16T18:53:25.651-08:00Bagaimana Menghitung Kecepatan Membaca?Ketika pertama kali saya mengenal membaca cepat, ada hal yang saya
tanyakan pada diri saya sendiri, berapa kecepatan membaca saya dan
bagaimana saya bisa menghitung kecepatan membaca? Setelah mencari-cari
dari berbagai buku saya pun menemukan bagaimana cara menghitung
kecepatan membaca.<br />
Dan Anda pun, akan belajar bagaimana menghitung kecepatan membaca
Anda hari ini juga. Hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mulai
menghitung<br />
<ol>
<li>Membacalah seperti Anda membaca setiap hari. Di sini tujuannya
adalah mengukur, jadi Anda harus membaca dengan jujur seperti biasanya
Anda membaca. Tidak usah terburu-buru karena dihitung, santai saja
anggap saja membaca Anda tidak dihitung</li>
<li>Persiapkan alat penghitung. Tapi saya sarankan Anda menggunakan stopwatch, supaya lebih enak dalam menghitungnya</li>
<li>Membacalah ditempat yang nyaman, supaya Anda tidak terganggu dengan
kebisingan atau hal-hal lain yang mungkin mengganggu konsentrasi Anda</li>
</ol>
Tiga hal tersebut perlu Anda perhatikan, supaya Anda bisa mengukur kecepatan membaca Anda dengan lebih akurat.<br />
<br />
<strong>Rumus Untuk Mengukur Kecepatan Membaca</strong><br />
Seperti yang saya kutip dalam bukunya Soedarso yang berjudul <em>Speed Reading</em> (Sistem Membaca Cepat dan efektif) dijelaskan bahwa rumus menghitung kecepatan membaca adalah:<br />
<a href="http://cafemotivasi.com/wp-content/uploads/2012/10/rumus-sr.jpg"><img alt="" class="alignnone wp-image-2452" height="50" src="http://cafemotivasi.com/wp-content/uploads/2012/10/rumus-sr.jpg" title="rumus sr" width="450" /></a><br />
Contoh: Anda membaca 2000 Kata, dalam waktu 5 menit 20 detik, kalau dihitung dalam detik 320 detik, maka kecepatan Anda<br />
2000: 320 x 60 = 375 KPM<br />
Setelah Anda mengetahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah melihat
tabel klasifikasi kecepatan membaca. Tabelnya adalah sebagai berikut:<br />
<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="138">Lambat</td>
<td valign="top" width="144">100-150 KPM</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="138">Rata-rata</td>
<td valign="top" width="144">150-300 KPM</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="138">Cepat</td>
<td valign="top" width="144">300-500 KPM</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="138">Sangat cepat</td>
<td valign="top" width="144">500-1.000 KPM</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="138">Super cepat</td>
<td valign="top" width="144">Di atas 1.000 KPM</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div align="center" style="text-align: left;">
Tabel saya kutip dari buku Iwan Sugiarto dalam bukunya Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berpikir Holistik Dan Kreatif</div>
<div align="center" style="text-align: left;">
Dalam contoh ini, kecepatan membacanya berarti dalam kategori <strong>cepat.</strong></div>
Catatan: KPM (kata per menit)adalah satuan yang digunakan untuk
mengukur kecepatan membaca. Namun kadang kala ada juga yang menggunakan
WPM (<em>Word per minute</em>), ini sama saja dengan KPM jadi tidak usah Anda permasalahkan.<br />
<br />
<strong>Bagaimana Menghitung Jumlah Kata?</strong><br />
Menurut Soedarso untuk menghitung jumlah kata dalam bacaan yang Anda
baca, hitung jumlah kata dalam lima baris dahulu, lalu bagilah lima.
Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per barus dari bacaan itu, lalu
hitung jumlah baris yang Anda baca, dan kalikan dengan jumlah rata-rata
tadi, hasilnya merupakan jumlah kata yang Anda baca, Misalnya:<br />
Jumlah kata per baris rata-rata = 11<br />
Jumlah baris yang Anda baca = 60<br />
Jumlah kata yang Anda baca =11 x 60 = 660 kata<br />
Untuk latihan ini Anda juga bisa menggunakan alternatif lain, yaitu
dengan cara menuliskan bacaan dalam Microsoft Word, atau Anda tinggal
copy paste aja bacaan dari internet atau koleksi tulisan Anda dalam
Microsoft word. Di Microsoft word Anda akan lebih mudah mengetahui
jumlah kata, Anda bisa lihat di pojok kiri bawah, di sana sudah tertera
berapa jumlah kata yang ada dalam Microsoft word. Untuk bisa membaca
lebih baik, Anda bisa print bacaan tersebut. Kemudian Anda sudah siap
membaca. Demikianlah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk
menghitung kecepatan membaca. Semoga bermanfaat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-56186160667355112582013-02-16T18:49:00.002-08:002013-02-16T18:49:46.194-08:00Hari Esok Anda Ditentukan Oleh Respons Anda Saat Ini ! <h1>
Bersikap Terhadap Masa Lalu</h1>
Setiap orang pasti punya masa lalu. Ada yang masa lalunya baik-baik
saja, namun ada juga yang masa lalunya kelam. Tapi setiap orang punya
cara menyikapi masa lalunya masing-masing. Ada yang masa lalunya
bahagia, tapi saat ini hidupnya kelam. Kebalikannya ada yang masa
lalunya kelam, tapi saat ini bahagia. Namun ada juga yang masa lalunya
kelam sampai sekarang masih tetap kelam, ada juga yang masa lalunya
bahagia sampai sekarang ia tetap bahagia<br />
Keterangan di atas dapat saya gambarkan dalam kolom berikut!<br />
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="42">No</td>
<td valign="top" width="263">Masa lalu</td>
<td valign="top" width="179">Saat ini</td>
<td valign="top" width="141">Masa Depan</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="42">1</td>
<td valign="top" width="263">Bahagia (Banyak harta, hidup kecukupan, usaha lancar dll)</td>
<td valign="top" width="179">Kelam (Harta habis, hidup kekurangan, usaha bangkrut)</td>
<td valign="top" width="141">?</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="42">2</td>
<td valign="top" width="263">Kelam (Sering gagal, hidup kekurangan, pesimis, minim pengalaman dll)</td>
<td valign="top" width="179">Bahagia (Menikmati keberhasilan, hidup berkecukupan, cerdas dan banyak pengalaman, dll)</td>
<td valign="top" width="141">?</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="42">3</td>
<td valign="top" width="263">Bahagia (Banyak harta, hidup kecukupan, keluarga bahagia, dermawan, dll)</td>
<td valign="top" width="179">Bahagia (keadaanya tidak berubah, malah lebih baik)</td>
<td valign="top" width="141">?</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="42">4</td>
<td valign="top" width="263">Kelam (Hidup kekurangan, sering gagal, impian belum terwujud, suka mengeluh, dll)</td>
<td valign="top" width="179">Kelam (keadaan tidak berubah, ada yang lebih buruk)</td>
<td valign="top" width="141">?</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br />
Dari gambar di atas ada bagian yang saya isi tanda tanya, itulah
nanti yang akan saya bahas dalam sub selanjutnya. Saat ini kita fokus
dulu pada dua kolom sebelumnya. Kenapa isi dan kolom itu berubah, namun
juga ada yang tetap? Inilah yang saya sebut kemampuan bersikap terhadap
masa lalu. Hal ini yang telah mempengaruhi bagaimana kehidupan kita
pada saat ini.<br />
<br />
<a name='more'></a>
Saya ingin mengatakan bahwa apapun yang terjadi pada diri kita di
masa lalu, kita harus bisa menyikapinya dengan positif. Saya sendiri
pernah punya masa lalu yang kelam. Pernah mengalami keterpurukan mental
dan hidup dalam sesuatu yang tidak jelas. Cukup lama saya berada dalam
keadaan itu. Hingga suatu hari saya bisa keluar dan bangkit dari
keterpurukan tersebut. Saat itulah saya merasakan bahwa kehidupan saya
mulai berubah. Saya mulai banyak belajar bagaimana bersikap terhadap
masa lalu dan merespon apa yang ada di sekitar saya saat itu. Alhasil
kebahagiaan telah saya dapat pada saat ini.<br />
<em>Terus bagaimana dengan masa depan kita?</em><br />
Jawaban dari pertanyaan ini ada di dalam diri kita masing-masing.
Mari kita berlomba-lomba mengisi kolom kosong di atas dengan respon dan
tindakan kita saat ini. Tidak peduli dalam apapun keadaan kita saat ini.<br />
<h1>
Kemampuan Merespon Stimulus</h1>
Mengutip pernyataan Raja Bambang Sutikno dalam bukunya yang berjudul The Power of 4Q<br />
Bahwa di antara stimulus dan respon ada ruang. Pada ruang itu
terletak hak kita, feedom and power to choose, dalam pilihan itu
terhampar nasib kita. Dari pernyataan tersebut saya menyimpulkan bahwa
untuk menanggapi diantanya masalah yang kita alami ada kemampuan diri
untuk memunculkaan respon. Dan kemampuan inilah yang akan menjadikan
kita mencapai apa yang kita inginkan di masa depan.<br />
Saya jadi teringat di mana saya pernah dihadapkan pada suatu pilihan
antara kuliah dan bekerja. Saat itu saya bingung, karena kesulitan harus
bersikap. Kebingungan saya diakibatkan karena saya tahu orang tua saya
tidak punya cukup biaya untuk menyekolahkan saya. Inilah stimulus yang
saya terima saat itu. Namun saya sadar kalau tidak segera merespon
stimulus tersebut saya akan tetap dalam kebingungan. Akhirnya keputusan
saya ambil, saya harus kuliah.<br />
Untuk menindaklanjuti respon tersebut saya, segera membicarakan hal
ini dengan orang tua, dengan membuat sebuah kesepakatan. Alhamdulillah
orang tua mendukung. Tidak lama kemudian saya pun mendafar kuliah. Namun
apa yang terjadi, saya tidak diterima di kampus tempat saya mendaftar.
Namun saya sadar ini sudah terjadi, saya tidak boleh sedih dan harus
segera merespon atas kegagalan ini. Keputusan untuk mendaftar ke kampus
lain pun saya pilih, meskipun saya tahu biayanya dua kali lipat lebih
besar. Tapi itulah keputusan saya, yang akhirnya membawa hasil. Saya di
terima dan bisa menjadi mahasiswa.<br />
Apa yang pernah saya alami tersebut menjadikan saya semakin dewasa dan tahu bagaimana merespon setiap stimulus dengan benar.<br />
<h1>
Bagaimana mengasah kemampuan merespon stimulus?</h1>
Ada dua hal yang bisa kita lakukan untuk belajar bagaimana merespon stimulus dengan baik<br />
<strong>1. </strong><strong>Jangan suka menyalahkan</strong><br />
Apa yang terjadi dengan hidup kita sepenuhnya adalah tanggung jawab
kita sendiri. Jangan pernah kita beranggapan bahwa apa yang terjadi ini
adalah kesalahan orang lain. Dengan kita menyalahkan orang lain, maka
kesempatan kita memperbaiki diri akan hilang. Sebenarnya menyalahkan
orang lain hanyalah sarana untuk menutupi kelemahan diri, karena kita
tidak mau dianggap salah oleh orang lain. Tapi apakah dengan tindakan
tersebut kita bahagia? Silahkan jawab dengan hati nurani kita!<br />
<strong>2. </strong><strong>Evaluasi diri</strong><br />
Melihat kesalahan oraang lain memang mudah, tapi melihat kesalahan
diri sendiri tidak mudah. Sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya tepat,
karena menurut saya kita tidak cukup kenal dengan orang lain. Apa yang
dirasakannya, apa yang diinginkannya, atau apa yang menjadi alasannya,
dan lain-lain. Jadi bagaimana mungkin kita lebih bisa melihat kesalahan
orang lain. Kalaupun kita melihat itu hanya dari yang kasat mata saja.<br />
Terus kalau melihat kesalahan diri sendiri susah, itu hanyalah
akal-akalan. Coba kita mau jujur dengan diri kita, mau mencoba
mengavaluasi diri dan introspeksi diri setiap saat maka saya yakin kita
akan mudah melihat kesalahan diri sendiri. Saya yakin kita bukan orang
bodoh, kita punya akal, punya pikiran, punya hati nurani, jadi bagaimana
mungkin kita sulit melihat kesalahan diri kita sendiri.<br />
Dengan kemampaun evaluasi diri ini, maka kita akan mau belajar
bagamana mencari solusi atas apa yang yang terjadi dalam kehidupan kita.<br />
Beberapa hal di atas adalah sebuah petunjuk bagi kita bahwa untuk
mencapai masa depan yang baik di tentukan oleh respon kita pada saat
ini. Pernyataan ini serupa dengan apa yang di sampaikan oleh Raja
Bambang Sutikno bahwa “<strong>HARI ESOK ANDA DI TENTUKAN OLEH RESPONS ANDA SAAT INI !</strong>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-8720181251404703042013-02-16T18:45:00.001-08:002013-02-16T18:45:25.709-08:00Bangkit Dari Keterpurukan <br />
<br />
<br />
<strong>Bangkit dari keterpurukan</strong> bukanlah hal yang mudah
untuk di lakukan. Saya pernah mengalami hal ini selama bertahun-tahun.
Sungguh rasanya sangat tidak menyenangkan dan membosankan. Bagaimana
tidak, sehari-hari aktivitas yang saya lakukan hampir tidak ada yang
bermakna. Hidup menganggur tidak punya pekerjaan, terjerumus dalam
pergaulan yang salah dan hampir kehilangan mimpi dan cita-cita. Itulah
keterpurukan hidup yang pernah saya alami.<br />
Seperti di awal tadi saya katakan, memang tidak mudah bangkit dari
keterpurukan, terlebih jika keterpuruan itu kita alami dalam masa yang
cukup lama. Tapi itu adalah bagian dari masa lalu saya dan tidak akan
pernah akan saya ulang lagi saat ini ataupun di masa yang akan datang.
Melalui artikel ini saya ingin berbagai kepada teman-teman semua
bagaimana caranya kita keluar dari keterpurukan dan bisa meraih tujuan
hidup yan kita impikan. Cara-cara tersebut dapat saya jelaskan sebagai
berikut:<br />
<br />
<strong>Bergaulah dengan orang-orang yang memiliki motivasi</strong><br />
Jika kita mengalami keterpurukan yang cukup lama, rasanya sangat
sulit bagi kita untuk memulia sebuah perubahan. Dari itulah penting
sekali bagi kita untuk memilih pergaulan. Tidak bisa di pungkiri bahwa
pergaulan memegang peranan penting dalam memotivasi diri kita, yang
akhirnya akan memupuk motivasi diri kita menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Kita juga harus tahu, bahwa untuk mencapai kesadaran itu ada
dua cara, pertama: sadar dengan sendirinya, kedua sadar karean bantuan
orang lain/motivasi dari orang lain. Kalau kita merasa sulit mencapai
kesadaran sendiri, maka kita butuh orang lain untuk menyadarkan kita dan
hal itu akan bisa terwujud jika kita pandai memilih sebuah pergaulan
yang benar. Jadi bergaulan dengan orang yang memiliki motivasi tinggi
dan hindarilah bergaaul dengan para pemalas dan para pengkhayal, karena
hal itu hanya akan merugikan anda.<br />
<br />
<strong>Belajarlah dari pengalaman hidup orang lain</strong><br />
Setelah anda memiliki pergaulan yang benar, selanjutnya anda harus
mau belajar dari pengalaman mereka bagiamana caranya memupuk motivasi
dalam menjalani hidup. Memang tidak semua pengalama hidup bisa kita
terapkan dalam diri kita, tapi setidaknya anda bisa menjadikan
pengalaman hidup orang lain sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan
dan menjalani hidup. Ambilah yang berguna untuk anda dan buang hal-hal
yang tidak berguna. Jika anda berhasil menerapkan hal ini maka anda satu
tahap telah siap menjadi manusia pembelajar.<br />
<br />
<strong>Mulailah susun ulang cara berpikir anda</strong><br />
Semua hal di awali dari cara bepikir, jika cara bepikir kita benar
maka besar kemungkinan kita akan bersikap dan bertindak secara benar,
tapi jika pola pikir kita salah besar kemungkinan sikap dan tindakan
kita juga akan salah. Untuk itulah mulai dari sekarang luruskan cara
bepikir kita, jangan sekali-kali kita berpikir, bahwa Tuhan tidak sayang
sama kita, atau Tuhan tidak adil dengan diri kita. Ambilah hal-hal yang
positif dari segala hal yang telah kita alami dalam hidup ini, meskipun
itu sebuah kegagalan atau sebuah keterurukan. Yakinlah bahwa apa yang
terjadi ini hanyalah ujian yang akan mengantarkan kita pada kehidupan
yang lebih baik<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Mulailah bertindak</strong><br />
Orang bijak berkata untuk bisa merubah diri menjadi lebih baik niat
saja tidak cukup. Mungkin selama ini kita sudah berniat merubah diri
atau berniat untuk melakukan sesuatu yang lebih, tapi niat itu tidak
akan menjadikan hidup kita berubah, malah terkadang kita akan semakin
terpuruk lebih dalam daan semakin marasa tidak berdaya. Untuk itu niat
harus di barengi dengan tindakan, jadi jika anda ingi keluar dari
keterpurukan, maka anda harus bertindak untuk memulai perubahan
tersebut, meskipun tindakan itu sangat sederhana.<br />
<br />
<strong>Optimis</strong><br />
Setiap tindakan yang baik juga harus di landasi sikap optimis.
Optimis iti adalah sikap percaya bahwa tindakan yang kita jalankan saat
ini akan membawa dampak yang besar dalam diri anda. Kita harus yakin
dengan pikiran dan tindakan kita, supaya dalam menjalanakan tindakan
tersebut kita selalu semangat dan penuh gairah. So optimislah dengan
diri kita dan tindakan kita, jika itu berhasil kita lakukan maka
keterpurukan itu akan menjadi masa lalu dan akan menjadikan anda menjadi
pribadi yang lebih bersemangat di masa yang akan datang<br />
<br />
<strong>Pasrahkan kepada sang pencipta</strong><br />
Setelah langkah-langkah sebelumnya sudah kita laksanakan, langkah
terkhir yang harus kita lakukan adalah pasrah. Kenapa ini saya tempatkan
terakhir, karena memang hanya Tuhan penentu segala keberhasilan.
Setelah kita berusaha mati-matian keluar dari keterpurukan, maka hasil
akhir kita serahkan kepada sang pencipta. Tapi percayalah jika usaha
anda sungguh, maka Tuhanpun akan mewujudkan apa yang anda inginkan.
Kalau misalnya usaha kita belum membuahkan hasil, maka sabar menjadi
kuncinya.<br />
Beberapa hal di atas adalah sebuah opini saya tentang cara keluar
dari keterpurukan yang sudah lama kita jalani. Jadi apapun berhasil dan
tidaknya anda keluar dari keterpurukan semua tergantung pada diri anda
sendiri. Tapi saya tetap berharap tulisan ini bisa menjadi bahan
renungan bersama untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-91269740212064396262013-02-16T18:41:00.000-08:002013-02-16T18:41:24.353-08:00Hidup Harus Selalu Optimis <strong>Hidup harus selalu optimis</strong>, itulah sikap mental yang
harus di bangun untuk memulai sebuah perubahan. Kalau saat ini kita
masih hidup dalam keadaan yang belum jelas, mimpi-mimpi kita belum
terwujud, tidak usah bersedih hati kesempatan sukses masih terbuka lebar
bagu kita semua. Sering saya mendengar orang berkata, saya ini sudah
berusaha maksimal, tapi hidup saya tetap saja belum berubah, mungkin ini
memang sudah nasib saya. Apakah anda juga pernah mendengar orang di
sekitar anda berkata demikian atau malah mungkin anda pernah mengatakan
hal seperti itu.<br />
Perlu anda ketahui teman, sebenarnya perkataan seperti itu adalah
kata-kata orang pesimis dengan hidup. Mungkin bagi mereka yang berkata
demikian, mereka sudah merasa melakukan hal yang maksimal. Tapi kalau
menurut saya belum. Kenapa belum? karena mereka masih hidup, mereka
masih bisa berpikir, dan mereka masih punya Tuhan. Kita harus sadar,
bahwa nasib itu ada di tangan kita sendiri. Tuhan tidak akan merbah
nasib suatu kaum kalau kaum itu tida mau merubah nasibnya sendiri. Kalau
anda berpikir usaha anda sudah maksimal, dan itu sudah menjadi nasib
anda, maka itulah yang akan terjadi. Kesuksesan tidak akan pernah
mengahampiri anda.<br />
<a name='more'></a>
Melalui tulisan ini saya hanya ningin mengajak teman-teman semua
untuk tetap optimis dan positif thinking dengan keadaan dan positif
thinking dengan Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan hal yang buruk pada
kita, kalau saat ini kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan itu
hanyalah ujian. Perlu teman-teman ketahui juga sukses itu hanya akan di
berikan kepada orang-orang yang siap. Siap menerima amanah dari sang
pencipta. Tapi kalau anda pesimis dan sudah merasa mentok, maka anda
bukanlah calon penerima kesuksesan tersebut.<br />
Terus yang jadi pertanyaan bagaimana caranya kita bisa memiliki
membangun sikap optimis dalam hidup. Baiklah teman di bawah ini ada
beberapa petunjuk yang bisa anda pelajari dan bisa anda aplikasikan
untuk meningkatkan rasa optimis dari dalam diri.<br />
<strong>Mulailah dengan merenung</strong><br />
Merenung adalah satu aktivitas untuk mengevaluasi perjalanan hidup
kita. Mulai tanyakanlah tentang diri anda. Siapa saya? Apa tujuan saya
hidup? potensi apa saja yang saya miliki? kesalahan-kesalahana apa yang
telah saya lakukan selama ini? Upaya seperti apa saja yang sudah saya
lakukan untuk memperbaiki kesalahan? Daari sinilah anda akan menemukan
semangat baru dalam hidup.<br />
<strong>Bacalah keadaan di luar anda</strong><br />
Membaca keadaan adalah kemampuan kita dalam melihat, menganalisis dan
mempelajari apa saja yang ada di luar diri kita. Jangan karena kita gak
sekolah, gak pinter, kita kuli kasar, kita terus terus tidak mau
belajar. Coba anda lihat di luar sana, banyak sekali orang sukses
awalnya juga hanyalah orang biasa, orang yang di lahirkan dalam
kehidupan ekonomi lemah, orang yang tidak mengeyam pendidikan dan masih
banyak lagi yang lain.<br />
<strong>Kuatkan motivasi anda</strong><br />
Motivasi, saya tidaka pernah bosan-bosan mengingatakan kepada semua
temana-teman tentang penting motivasi. Khusunya motivasi diri, pupuklah
motivasi diri anda, pikirkanlah bahwa ada banyak orang yang membutuhkan
anda, minimal keluarga anda (ayah, ibu, kakek, nenek, istri, atau anak)
berjuangah untuk mereka<br />
<strong>Kuatkan keyakinan</strong><br />
Yakin adalah percaya, jika anda percaya anda akn sukses, maka itulah
yang akan terjadi. Yakin kepada siapa? Siapaa lagi kalau bukan kepada
Tuhan sang Maha Pencipta. Kepadnyalah kita yakin, karena dialah penentu
dari semua yang kita impikan.<br />
Beberapa hal di atas hanyalah beberap petunjuk, berdasarkan
pengalaman nyata yang saya alami, saya tidak ada maksud apa-apa, kecuali
hanya ingin berbagai dengan teman-teman semua. Saya senang jika anda
bisa optimis dalam memandang hidup. Semoga setelah membaca ini anda
tidak lagi mengeluh tentang hidup anda, percayalah bahwa kesuksesan
sedang menunggu anda.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-30145497573158818312013-02-16T18:39:00.001-08:002013-02-16T18:39:12.341-08:00Apakah Anda Mau Nrimo Ing Pandum ? <em>Nrimo ing pandum</em> salah satu pepetah jawa yang memiliki makna
menerima segala pemberian. Pepatah ini memiliki syarat makna yang bagus
jika di aplikasikan secara cerdas. Kenapa harus secara cerdas? Karena
kalau tidak dengan cara cerdas, makna nrimo ing pandum ini akan menjadi
sempit. Hal inilah yang sering dijadikan dalih oleh para pemalas dalam
mensikapi keadaan yang menimpa dirinya.<br />
Saya sering kali mendengar seseorang berkata “Hidup itu gak usah
ngoyo, kalau dalam bahasa Indonesia hidup itu tidak usah berusaha keras.
Intinya hidup itu di jalani aja apa adanya. Semua yang terjadi sudah di
gariskan, jadi terima sajalah apa yang diberi atau <em>nrimo ing pandum</em>. Kalau memang kita dikasih sedikit terima, kalau di kasih banyak ya di syukuri.<br />
Ungkapan tersebut memang benar, tapi kalau yang dikasih tidak sesuai
keinginan apakah kita bisa menerima? Kalau saya pribadi tidak terima.
Kenapa saya tidak terima? Karena Tuhan itu memerintahkan kita untuk
berusaha. Jadi kalau apa yang diberikan Tuhan belum sesuai dengan
keinginan saya, saya akan terus berdoa dan berusaha supaya apa yang saya
inginkan diberikan oleh Tuhan.<br />
Saya sering bertanya kapada diri sendiri, ketika ada orang yang
menggunakan kata nrimo ing pandum secara sembarangan. Kalau memang benar
mereka menerima apa yang diberikan, kenapa mereka banyak yang mengeluh,
banyak yang kecewa bahkan tidak jarang ada yang nekat dengan jalan yang
tidak benar. Apakah ini wujud dari bentuk nrimo ing pandum.<br />
Saya rasa tidak ada manusia yang suka menjadi orang miskin dan orang
gagal. Kalaupun ada itulah orang-orang yang menerima keadaan itu dengan
pikiran sempit. Mereka berpikir miskin dan gagal itu adalah Takdir, tapi
mereka salah. Itu bukan takdir, tapi itu nasib yang telah mereka
ciptakan sendiri. Tidak ada yang salah manusia dilahirkan dalam keadaan
miskin, yang salah jika sampai mati mereka tetap miskin.<br />
Dari berbagai keterangan di atas jelas bahwa nrimo ing pandum itu
perlu, tapi setelah kita melakukan semua usaha secara maksimal. Nrimo
ing pandum ini punya makna yang sangat luas dan untuk mencerna makna
tersebut kita harus cerdas.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-47227212750784509612013-02-16T18:37:00.000-08:002013-02-16T18:37:55.883-08:00Miskin Bukan Halangan Untuk Maju Tidak satupun orang yang suka dan menginginkan <strong>kemiskinan</strong>. Tapi jika kita terlahir dalam keadaan<strong> miskin</strong> apakah kita akan menyalahkan Tuhan? Saya rasa hanya orang bodoh yang punya pemikiran semacam itu.<strong> Kemiskinan</strong>
juga sering kali di jadikan alasan penghambant kemajuan hidup
seseorang. Mereka mengatakan “Andai saja saya anak orang kaya? Andai
saja saya bisa masuk sekolah itu? Atau anda saja saya punya modal
banyak? Dan masih banyak lagi ungkapan-ungkapan yang lain.<br />
<br />
Miskin bukanlah diri kita atau potensi yang kita miliki, tapi miskin
hanyalah salah satu keadaan yang mengiringi kehiduan kita. Dengan kata
lain miskin bisa di rubah, tergantung bagaiamana kita berusaha merubah
kemiskinan tersebut. Dengan kita berpikir dan meratapi nasib karena jadi
orang miskin, justru itulah hal yang akan mengarahkan kita dalam
kemiskinan yang sesungguhnya.<br />
<br />
Saya sering banget bertemu dan mengobrol dengan remaja yang sudah
lulus sekolah menengah umum tapi mereka tidak mau bertindak apa-apa,
alias menjadi pengangguran. Ada beberapa hal yang sering saya tanyakan.
Pertama, Kenapa tidak melanjutkan sekolah? Kedua, kenapa tidak mencari
kerja? Tahu gak sebagian besar dari mereka jawab apa? Untuk pertanyaan
pertama: Sebagian besar mereka menjawab saya tidak ada biaya untuk
sekolah, orang tua saya hanya karyawan kecil, buruh pabrik, petani
sederhana dan lain-lain. Untuk pertanyaan kedua: Sebagian besar mereka
menjawab cari kerja susah, tidak ada yang mengajak, sekarang banyak
pabrik yang meminta jaminan dan bingung mau kerja apa.<br />
<a name='more'></a><br />
Selain dengan remaja yang menganggur, saya juga sering ngobrol dengan
teman-temam yang tidak punya pendidikan tinggi yang hanya bekerja
sebagai kuli kasar. Satu pertanyaan yang sering saya ajukan? Kenapa
tidak mencoba membuat usaha sendiri? Ini yang sebagian mereka katakan “
mau usaha apa, sekarang usaha butuh modal uang banyak, dari mana cari
modal, kalau gagal nanti bagaimana?<br />
<br />
Dari ungkapan-ungkapan di atas saya menyimpulkan salah satu alasan
mereka tidak berani berubah dan maju adalah kemiskinan. Kebanyakan dari
mereka berpikir bahwa untuk bisa maju dan sukses harus memiliki modal
atau uang yang cukup. Bagi mereka mungkin alasan mereka adalah benar,
tapi bagi saya pribadi alasan mereka tidak rasional. Kenapa saya
mengatakan demikian, karena banyak orang yang awalnya miskin sekali,
sekarang menjadi sukses dan kaya.<br />
<br />
Hal itu menunjukkan bahwa miskin itu hanyalaah keadaan, yang
sewaktu-waktu bisa berubah. Siapa yang merubah? Tentunya adalah diri kit
sendiri. Di mulai dari cara pendang dan bepikir yang benar, maka
seseorang akan mendapatkan jalan terang bagaimana memulai sebuah
perubahan. Satu catatan penting yang harus selalu kita ingat, kalau anda
hidup dalam keadaan miskin, jangan sampai pikiran dan jiwa anda ikut
miskin karena hal itu akan membuat anda semakin miskin. Tapi sebuah
harapaan baru akan selalu ada jika ada mulai memperkaya diri dengan ilmu
untuk mecapai kemajuan. Ilmu bisa di dapat dari mana saja bisa dari
perjalanan hidup anda sendiri, darin pengalaman orang lain, dari buku,
majalah, koran dll.<br />
<br />
Semoga bermanfaatAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5832294085200845332.post-20580815945749996082013-02-16T18:35:00.002-08:002013-02-16T18:35:19.880-08:00Kemiskinan satu masalah pelik yang sampai saat ini belum bisa
terentaskan. Bahkan ada semacam ketimpangan yang cukup menonjol antara
orang yang kaya dan yang miskin. Di satu sisi, banyak orang kaya yang
menghambur-hamburkan uangnya untuk kepuasan diri, tapi disisi lain
banyak pula masyarakat yang masih mengalami kemiskinan. Melihat keadaan
ini, kalau kita manusia pastinya akan tersentuh dan berusaha berpikir
keras bagaimana memberikan ide tau gagasan terbaik untuk mencari
solusinya. Ada sebuah pertanyaan.<br />
<em>Kenapa kita harus ikut andil, bukankah sudah ada pemerintah?</em><br />
Masalah kemiskinan memang merupakan tanggung jawab pemerintah, tapi
bukan satu-satunya. Kenapa saya mengatakan demikian, karena semua pihak
ikut andil dalam menyelesaikan masalah ini. Pihak-pihak ini bisa lembaga
pendidikan, lembaga pelatihan kerja, perusahaan, para bisnisman, para
pemuka agama, organisasi masyarakat, dan lain-lain, termasuk kita
sebagai individu. Jika kita bersatu padu maka masalah kemiskinan ini
akan menjadi ringan. Namun apakah itu mudah terjadi? Jawabnya jelas
tidak. Karena tidak semua pihak menyadari masalah kemiskinan ini sebagai
masalah bersama.<br />
<a name='more'></a><br />
<em>Terus bagaimana mengatasinya?</em><br />
Jawabannya hanya satu melalui pendidikan. Mungkin anda bertanya “Kok
pendidikan, bukannya pendidikan juga merupakan masalah besar bangsa ini,
terus lagi, bagaimana mungkin orang mengeyam pendidikan jika masalah
miskin ini belum terentaskan. Tunggu dulu teman, memang benar,
pendidikan adalah masalah bangsa kita juga. Tapi itu kan masalah
pendidikan formal, sedangkan pendidikan itu kan tidak hanya pendidikan
formal.<br />
Inilah sebuah paradigma yang harus mulai kita rubah. Pendidikan itu
macam-macam, ada pendidikan formal, ada pendidikan non formal dan ada
juga pendidikan informal. kalau misalnya seseorang tidak bisa menempuh
pendidikan formal, apakah dia harus berhenti untuk meraih pendidikan
yang lain, seperti pendidikan non formal atau informal. Inilah yang
harus segera kita sadari. Yang namanya pendidikan itu sifatnya luas,
tidak hanya terbatas pada pendidikan formal saja.<br />
Saya sering menjumpai orang yang karena ia tidak sekolah akhirnya dia
minder dan merasa hidupnya akan susah. Karena pikiran seperti inilah,
akhirnya hidup mereka benar-benar susah. Bagaimana tidak, mereka sudah
tidak mau belajar, tidak menerima nasihat orang lain, tidak mau baca
koran, tidak mau baca buku, tidak mau menggali informasi, tidak mau ikut
organisasi dan macam-macam yang lain. Inilah yang membuat masalah
kemiskinan ini sulit di atasi.<br />
Jiak setiap individu menyadari bahwa pendidikan itu penting, maka
satu langkah untuk mengentaskan masalah kemiskinan akan lebih mudah.
Setiap individu ini tentunya inidividi yang sudah matang. Kalau
anak-anak sulit untuk menyadari hal ini, yang mareka tahu hanya sekolah
untuk menuntut ilmu dan mewujudkan cita-cita. Sedangkan esensi dari
pendiikan itu sendiri bukanlah hanya menuntut ilmu dan mewujudkan
cita-cita saja, tapi lebih dari itu, yaitu menjadikan manusia mampu
mengembangkan potensi diirnya baik itu potensi spiritiual, emosional,
intelektula dan fisik dan potensi-potensi yang lain. Tanggung jawab
untuk menyadarkan akan esensi dari pendidikan itu sendiri harus dimulai
dari diri sendiri, lingkungan keluarga, kemudian melebar ke sekolah dan
masyarakat. Jadi tidak perlu kita ragu untuk mengatakan bahwa Pendidikan
adalah senjata paling ampuh untuk mengentaskan kemiskinan. Supaya
kemiskinan ini bisa terentaskan dengan baik, maka senajata itu harus
diasah setiap saat biar tajam, dengan cara belajar terus sampai akhir
hayat.<br />
Semoga opini ini bisa memberikan manfaat.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07468832914661317037noreply@blogger.com0