Tidak ada seorang pencari rezeki yang akan mendahului rezeki yang telah ditetapkan-Nya bagi hamba-Nya. Jangan berjuang untuk mendapatkan rezeki seperti orang yang berjuang dalam pertempuran dan jangan pasrah pada takdir seperti pasrahnya tawanan perang. Mencari kelebihan rezeki adalah sunnah sedangkan mencari rezeki secara baik termasuk kemuliaan diri dari meminta-minta. Tamak bukanlah pendorong bagi datangnya rezeki, sebab rezeki telah dibagi, sedangkan dalam ketamakan yang berlebihan diperoleh dosa. (Ali bin Abi Thalib r.a)
Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab Yang Nyata (Lauh Mahfuzh) [11:Huud:6]
Bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya Aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui [39:Az Zumar:39]
Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak [02:Al Baqarah:273]
Aku (Muhammad) tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini, upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku [11:Huud:51]
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu [20:Thaahaa:132]
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui [02:Al Baqarah:268]
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (*)(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir [57:Al Hadiid:23~24]
Rasulullah Saw bersabda: Allah SWT mengutuskan Malaikat ke dalam rahim. Malaikat berkata: Wahai Tuhan!, ia masih berupa air mani. Setelah beberapa ketika Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan!, ia sudah berupa darah beku. Begitu juga setelah berlalu empat puluh hari Malaikat berkata lagi: Wahai Tuhan!, ia sudah berupa segumpal daging. Apabila Allah SWT membuat keputusan untuk menciptakannya menjadi manusia, maka Malaikat berkata: Wahai Tuhan!, orang ini akan diciptakan laki-laki atau perempuan?, celaka atau bahagia?, bagaimana rezekinya?, serta bagaimana pula ajalnya?, segala-galanya dicatat sewaktu dalam perut ibunya [HR. Bukhari, Muslim]
Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya pintu-pintu rejeki itu menghadap ke Arasy, lalu Allah SWT menurunkan rezeki-rezeki itu kepada manusia sesuai dengan kemampuan nafkah mereka. Barangsiapa yang banyak nafkahnya maka diperbanyak pula rejekinya dan barangsiapa yang sedikit nafkahnya sedikit pula rejekinya [HR. Ad Duruquthni]
Rasulullah Saw bersabda: Wahai Rasulullah! Apakah amalan yang paling utama?. Rasulullah Saw bersabda: Beriman kepada Allah dan berjuang pada jalan-Nya. Aku bertanya: Hamba yang bagaimanakah paling utama?. Rasulullah Saw bersabda: Hamba yang paling baik menurut pemiliknya dan paling banyak harganya. Aku bertanya lagi: Bagaimana Jika aku tidak bekerja?. Rasulullah Saw bersabda: Engkau bisa membantu orang yang bekerja atau berkerja untuk orang yang tidak memiliki pekerjaan. Aku bertanya lagi: Wahai Rasulullah! Apa pendapatmu jika aku tidak mampu melakukan sebagian dari amalan?. Rasulullah Saw bersabda: Engkau hendaklah memberhentikan kejahatanmu terhadap orang lain, karena hal itu merupakan sedekah darimu kepada dirimu [ HR. Bukhari, Muslim]
Rasulullah Saw bersabda: Seandainya kalian tahu kehinaan yang terdapat dalam hal meminta, niscaya tiada seseorangpun berjalan menuju orang lain untuk meminta sesuatu kepadanya [HR. An Nasa’i]
Rasulullah Saw bersabda: Ambillah apa saja harta yang didatangkan kepadamu sedangkan kalian tidak merasa tamak dan tidak meminta-minta. Oleh karena itu ambillah jika kalian tidak merasa seperti itu dan janganlah engkau biarkan nafsumu merubahnya [HR. Bukhari, Muslim]
Yang memberi rezeki itu hanya satu, dan seluruh rezeki hamba itu ada disisi-Nya, Dia telah mengatur semua itu dengan sempurna. `Dan, dilangit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu’(51:Adz Dzaariyaat:22). Jika memang yang memberi rezeki itu adalah Allah, maka mengapa manusia itu harus menjilat dan mengapa harus merendahkan diri dihadapan manusia lain, hanya karena ingin mendapatkan rezeki itu.
`Dan, tidak ada suatu binatang melatapun dimuka bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya’(11:Huud:6). Orang yang tidak sabar menunggu datangnya rezeki dan selalu gundah, karena semua kesenangannya tertunda, itu sama saja dengan makmum yang mendahului imamnya, padahal ia tahu bahwa ia hanya boleh salam setelah imam melakukannya. Segala permasalahan manusia dan rezeki itu sudah ditentukan-Nya, dan sudah selesai sebelum penciptaan itu sendiri.
`Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya`(16:An Nahl:1). `Dan, jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya`(10:Yunus:107). Doa merupakan ungkapan yang agung dan tulus dari pemohonnya. Banyak orang yang terbelit kemiskinan, keruwetan dan tekanan hidup karena mereka jauh dari Allah. Dan sebaliknya, orang yang diberi limpahan harta, sehat badannya kemudian ia berpaling dari-Nya, maka Allah akan mencabut kesehatannya, keluasan rezekinya, ditimpa kemiskinan, kesedihan, kekecewaan. Maka dapat dipastikan setelah itu hidupnya akan berpindah dari satu kesulitan menuju kesulitan yang lainnya, dari satu bencana ke bencana yang lainnya.
`Dan, barangsipa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit`.(20:Thaahaa:124). `Dan apa saja yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)`(42:Asy Syuura:30). `Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka`(06:Al An’aam:151). `Maka mintalah rezeki itu disisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya`(29:Al Ankabuut:17). Dia pemberi rezeki kepada ulat yang ada ditanah, kepada ikan yang ada dilaut, kepada burung yang ada di udara, kepada semut yang ada dikegelapan, dan kepada ular yang ada diantara bebatuan yang kasar. `Jika kau melihat ular menyemburkan bisanya, tanyakanlah siapa yang kau incar dengan bisa itu. Tanyakanlah, bagaimana kau bisa hidup, wahai ular. Padahal mulutmu selalu dipenuhi bisa mematikan`. (`Aidh Al-Qarni)
Pemberi rezeki hanyalah Allah semata, rezeki itu pada hakekatnya terdiri dari tiga yaitu yang dibelikan barang menjadi usang, yang dibelikan makanan menjadi kotoran dan yang diamalkan itulah yang kekal. Kelalaian sikap seorang hamba dalam hal rezeki adalah ’Bersabar Ketika Tidak Diberi Dan Bersyukur Ketika Diberi’. Dan kesempurnaan sikap seorang hamba adalah, `Bersyukur Ketika Tidak Diberi Dan Memuliakan Ketika Diberi`. (Pustaka)
Allah telah menjamin rezeki hamba-Nya dan memerintahkan untuk ber-amal atas rezeki yang diturunkan-Nya dan singkirkanlah keraguan dengan menunaikan hak hamba Allah lainnya didalam hartamu, agar kepastian hak ditetapkan, takutlah akan mendadaknya kematian, karena kembalinya usia tidak dapat diharapkan, sementara kembalinya rezeki masih dapat diharapkan, harapan hanya untuk masa yang akan datang dan apa yang telah berlalu hanyalah penyesalan. (Pustaka)
Dunia merupakan tirai penghalang bagi kehidupan akhirat, sementara kehidupan akhirat merupakan tirai penghalang bagi pencari dunia, apabila pengambilanmu yang hak terhadap dunia dan mengembalikannya kepada orang-orang miskin, hal itu merupakan suatu ibadah, ketaatan dan keselamatan. Janganlah berpaling untuk memburu harta yang bukan hak-mu dengan dorongan hawa nafsu, karena engkau akan binasa, namun jika harta yang banyak itu karena amal-amalmu, karena keyakinanmu bahwa rezeki telah dibagi oleh Allah, dan hak-mu bukanlah apa yang Allah berikan kepada orang lain maka engkau akan terjaga didalamnya. (Pustaka)
Segala puji bagi Allah yang menunda untuk memberikan tetapi penundaan-Nya tidak menjadikan-Nya kaya, serta kemurahan dan kedermawanan tidak menjadikan-Nya miskin. Dia menolong melalui nikmat yang bermanfaat dan pemberian yang melimpah, semua ciptaan bergantung kepada-Nya, yang menjamin kehidupan dan mengatur rezeki seluruh ciptaan-Nya. Segala permintaan manusia tidak akan menghabiskan simpanan nikmat-Nya, karena Dia adalah Maha Murah hati, segala permintaan manusia serta desakan manusia yang mengulang-ulang permintaannya, tidak akan membuat-Nya kikir dan tidak akan membuat-Nya murka. (Pustaka)
Allah pasti menolongmu dan Allah pasti menambah kesucian dan kekuatanmu, karena keridhoan dan kesabaranmu. Dan jika Allah mencukupi mu didalam masalah rezeki, maka kesabaranmu itu akan bertukar menjadi rasa syukur kepada Allah. Dan jika kufur dari nikmat Allah maka pertolongan akan bertukar dengan azab yang pedih.