Salah satu hal yang paling berbahaya dilakukan guru apabila
menganggap peserta didik sebagai objek pendidikan, yang tidak memiliki
perasaan, tidak memilki masalah dan akan mampu menerima segala informasi
yang mereka sampaikan.
Dan ternyata di dunia pendidikan kita masih ada guru-guru semacam
itu. Mereka menghukum seenaknya, membuat pernyataan yang menjatuhkan
bahkan tidak jarang juga guru yang masih melakukan tindak kekerasan
untuk memberikan pelajaran kepada sang murid.
Hal-hal di atas sungguh disayangkan, karena jujur mutu pendidikan tidak akan berubah jika perilaku gurunya masih seperti itu.
Apa yang menyebabkan itu terjadi?
Para ahli pendidikan sering menjelaskan bahwa mengajar itu harus
penuh empati dan rasa cinta. Empati kepada murid dan cinta kepada
pekerjaan mereka. Jika ada kasus seperti yang dipaparkan sebelumnya,
saya memprediksi bahwa guru-guru tersebut kurang memiliki rasa empati
dalam mengajar dan kurang cinta terhadap pekerjaan merek.
Mungkin akan ada yang membantah begini? Enak saja dibilang tidak
cinta, saya tiap hari masuk kok, banyak mengikuti seminar, kalau pun
saya memperlakukan siswa seperti itu, semua demi kebaikan mereka”.
Mungkin yang disampaikan tersebut benar, tapi sayangnya banyak dari
mereka yang tiap hari masuk hanya sekedar rutinitas, banyak juga yang
mengikuti seminar karena untuk memperbanyak tunjangan. Hehe..
Tapi tidak usah berkecil hati, ada juga kok guru yang mengajar
benar-benar tulus, dia ngajar penuh empati dan penuh cinta terhadap
murid dan pekerjaannya. Bahkan dia rela mengeluarkan uang pribadi hanya
karena ingin berdedikasi buat dunia pendidikan. Namun harus diakui bahwa
keberadaan guru yang seperti ini tidak banyak. Karena bukan rahasia
bahwa sebagian besar mutu guru di Indonesia masih dalam kategori rendah.
Terus bagaimana kita harusnya mengajar?
Pertama, mengajarkan dengan empati. Artinya cobalah kita mau
merasakan apa yang dirasakan oleh siswa. karena sering juga saya menemui
bahwa siswa itu banyak masalah, tertekan dengan pelajaran yang terlalu
sulit, bahkan tidak jarang mereka tidak mendapatkan motivasi belajar
dari keluarga. Jika yang ada seperti ini apakah mungkin materi pelajaran
yang kita berikan mereka terima. Saya rasa kecenderungannya kecil. Tapi
kalau kita mau mencoba melihat dari sisi siswa, mereka itu butuh di
mengerti, dipahami, bahkan kalau perlu dibantu mencari solusi atas
permasalahan yang mereka cinta.
Kedua, Cintailah pekerjaan Anda seperti anda mencitai istri,suami,
anak, atau kekasih Anda. Saya yakin apapun akan Anda lakukan untuk orang
yang Anda cintai. Bahkan terkadang anda rela melakukan apa saja asal
mereka bahagia. Sebagai guru andapun bisa mencintai pekerjaan Anda
layaknya Anda mencintai orang yang Anda cintai. Tentu cinta yang
ditunjukkan agak sedikit berbeda, namun tujuannya sama yaitu ingin
memberikan yang terbaik sesuatu atau orang yang Anda cintai.
Tingkatkan empati kita dan penuhi rasa cinta, dengan begini insya
Allah kita adalah calon-calon guru yang benar-benar menjadi agen dari
perubahan, dan akan menjadi salah satu pilar kemajuan suatu bangsa.
Mengajar Dengan Empati dan Cinta
Popular Posts
- Kata Bijak / Kata Mutiara Tentang Motivasi
- Kata Bijak / Kata Mutiara Tentang Motivasi
- Jenis-Jenis Potensi Yang Ada Pada Diri Manusia
- Tata Cara Mandi Wajib (Janabah) Yang Benar
- DO’A MAU BELAJAR
- Cara Mutusin Pacar yang Baik buat Cowok atau cewek
- Lafal Niat Shalat Lima Waktu
- Tata Cara Mandi Wajib (Janabah) Yang Benar
- Puisi Islami
- Kata Kata Galau Sabtu Malam Mingg
0 komentar:
Post a Comment