Apakah akhlak itu?
Jiwa manusia adalah sumber dan pangkal dari segala perbuatan dan kelakuannya. Jika jiwa seseorang baik maka segala perbuatan dan amalnya akan baik juga. Sebaliknya jika jiwanya jelek dan busuk maka segala amal perbuatannya akan jelek dan buruk pula.
Sabda Rasulullah saw.:
إنّ فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كلّه وإذا فسدت فسد الجسد كلّه، ألا وهي لقلب.
“Sesungguhnya ada segumpal daging dalam tubuh manusia, jika daging itu
baik menjadi baiklah tubuh orang itu, dan apabila daging itu busuk maka
menjadi busuklah tubuh. Segumpal daging itu ialah hati.”
Maka jika jiwa seseorang adalah sumber dan pangkal segala tingkah
lakunya, maka dengan sendirinya perbuatan orang dan amalnya merupakan
cermin dari apa yang terkandung di dalam dadanya.
Dan karena jiwa itu adalah sesuatu barang ghaibyang tidak dapat diraba
dan diketahui oleh manusia, maka kelakuan lahiriah dari seseorang
menandakan baik-buruknya isi hai dan jiwanya.
Ukuran baik-buruknya amal.
Amal/kelakuan yang baik ialah yang disebut “khair”
Amal/kelakuan yang buruk ialah yang disebut “syarr”.
Amal kahir dianjurkan dan diperintahkan oleh Islam, sedang amal syarr dilarang dan dicegah. Dan inilah ukuran yang benar bagi semua perbuatan dan kelakuan.
Ukuran “khair” dan “syarr” ini adalah dari Allah swt. maka karenanya
merupakan suatu ukuran yang tetap tidak berubah-ubah dengan perubahan pelakunya atau perubahan waktu dan suasana serta
keadaan, sebagaimana ukuran-ukuran yang dibuat oleh manusia yang selalu
menjadi bahan pertentangan dan perselisihan antara para ulama dan
cendekiawan yang walaupun mereka sudah menjajaki semua madzhab dan aliran, mereka belum sampai ke suatu titik yang dapat dijadikan pegangan.
Pengarahan jiwa
Jika manusia menurut kodratnya tidak dapat disifatkan baik atau buruk
pada tingkat pertamanya. Ia sebagai kekuatan pendorongmasih dapat
diarahkan menjadi baik dan dapat pula diarahkan menjadi buruk, bisa
dibersihkan dan bisa pula dikotorkan, sebagaimana firman Allah:
Firman Allah Surat Asy-syam ayat 7-10
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”. (Asy Syams 7-10)
Dan jika sebagian orang sifat-sifat baiknya lebih menonjol dari sifat-sifat buruknya, sedang sebagian yang lain lebih menonjol sifat-sifat buruknya, maka hal itu adalah pembawaan jiwa yang sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
ألنّاس معادن كمادن الذهب والفضّة خيارهم فى الجهليّة خيارهم فى الاسلام إذا فقهوا.
“Bahwasanya jiwa manusia itu adalah umpama tambang emas dan perak; mereka yang baik di waktu zaman jahiliyyah, tetap baik dalam suasana Islam, jika mengerti benar-benar ajaran Islam.
Allah telah memberi pedoman bagi manusia untuk berakhlak mulia dan
berbudi pekerti yang baik. Pedoman itu difirmankan oleh Allah dalam
Al-Qur’an seperti termaktub dalam surat Al-Baqarah ayat 177, surat
Al-An’aam ayat 151, surat Al-israa ayat 23 dan banyak ayat-ayat lain yang kesemuanya memberi petunjuk bagaimana orang harus berperilaku menurut akhlak yang tinggi dan budi pekerti yang luhur.
Firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 177
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan
mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah 177).
Firman Allah Surat Al-An’aam 151-152
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu
membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki
kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu
yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). Dan janganlah
kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,
hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan
sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu
Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji
Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.”
(Al-An’aam 151-152).
Firman Allah Al-Isra' ayat 23-27
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur
lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu
terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Tuhanmu lebih
mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik,
Maka Sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Al-Israa’ 23-27)
0 komentar:
Post a Comment